Jakarta (ANTARA) - Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) menyerukan agar kekerasan dan perang di Palestina segera diakhiri.
Ibu Negara mengatakan saat ini sudah banyak yang kehilangan nyawa di Gaza, termasuk anak-anak dan perempuan, di mana sebagian besar adalah warga sipil yang tidak berdosa.
Kehidupan di Gaza, menurut dia, juga semakin sulit karena akses terhadap air bersih, listrik dan makanan juga sangat terbatas.
“Sebagai perempuan, sebagai ibu, saya sangat sedih melihat situasi ini, saya tidak bisa membayangkan derita anak-anak yang tidak berdosa yang harus menghadapi kenyataan seberat ini,” kata Iriana.
Dia mengajak semua pihak untuk hidup bersama secara damai, menghindari perpecahan dan permusuhan.
“Demi anak cucu kita, demi masa depan dunia yang lebih baik bagi semua,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Iriana dan OASE KIM dengan dipimpin oleh istri Menteri Agama Eny Yaqut Cholil, juga turut menyampaikan doa atas kondisi yang terjadi di Palestina serta kepada para korban yang berjatuhan.
Adapun desakan Indonesia untuk menghentikan kekerasan di Palestina terus dilakukan. Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan menyatakan kemarahan Indonesia atas kekerasan di Gaza.
Indonesia mengecam keras tindak kekerasan di Gaza, yang mengakibatkan penderitaan dan semakin banyaknya korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Indonesia juga mengutuk serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Ahli (Baptist) yang menurut Presiden jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam melihat korban sipil terus berjatuhan dan membiarkan ketidakadilan terhadap rakyat Palestina terus terjadi.
"Indonesia sangat marah terhadap memburuknya situasi di Gaza, terutama situasi kemanusiaan," ujar Presiden.
Tidak hanya itu Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk segera bertindak guna menghentikan eskalasi konflik Israel-Palestina di Gaza dan mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi.
Dalam debat terbuka DK PBB untuk membahas situasi di Gaza, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa setiap detik yang terbuang tanpa adanya aksi nyata dari Dewan Keamanan berdampak mengerikan bagi warga Palestina di Gaza.
Retno menegaskan bahwa DK PBB tidak boleh tinggal diam menyaksikan bencana dan kejahatan kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina.
Indonesia sendiri telah menyalurkan secara resmi bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina. Pengiriman bantuan kemanusiaan dari Pemerintah RI itu dilepas langsung Presiden Widodo di Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Bantuan untuk warga Palestina di Gaza, antara lain berupa bahan makanan, alat medis, selimut, tenda, dan barang logistik lainnya seberat total 51,5 ton dan merupakan bantuan tahap pertama yang dikirim Pemerintah RI ke Gaza.
Bantuan itu diangkut menggunakan tiga pesawat, meliputi dua pesawat C-130 Hercules bernomor ekor A-1327 dan A-1328 berasal dari Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 TNI AU, serta satu pesawat sewa Boeing 737 Garuda Indonesia.
Bantuan bukan hanya dari Pemerintah RI, tetapi juga masyarakat dunia usaha yang disalurkan melalui lembaga kemanusiaan, seperti Baznas, PMI, dan Kita Bisa.