Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melaporkan realisasi anggaran mencatatkan surplus sebesar Rp34,94 triliun hingga September atau kuartal III-2023.
“Sampai dengan September 2023, realisasi anggaran mencatatkan surplus Rp34,94 triliun dan diprognosakan mencapai Rp27,19 triliun sampai dengan akhir tahun ini,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.
Perry menjelaskan surplus terjadi karena total penerimaan melampaui total pengeluaran, di mana penerimaan tercatat sebesar Rp136,90 triliun dan pengeluaran senilai Rp101,96 triliun.
Peningkatan penerimaan utamanya didorong oleh pengelolaan surat berharga, termasuk Surat Berharga Negara (SBN), dan realisasi bauran kebijakan, antara lain pembayaran jasa giro kepada pemerintah dan kebutuhan beban operasi moneter.
Sementara itu, realisasi anggaran operasional mencatatkan surplus lebih tinggi dari rencana, yakni sebesar Rp28,37 triliun dari rencana sebesar Rp11,63 triliun.
Nilai realisasi surplus anggaran operasional diperoleh dari penerimaan yang tercatat sebesar Rp37,93 triliun, sementara pengeluaran mencapai Rp9,56 triliun.
“Anggaran operasional yang mencatatkan surplus lebih tinggi dari rencana dipengaruhi oleh peningkatan penerimaan pengelolaan cadangan devisa yang didukung dengan implementasi reformasi cadangan devisa dan pengaruh suku bunga global yang meningkat tinggi dari asumsi awal,” jelas Perry.
Adapun proyeksi surplus anggaran operasional pada akhir 2023 diperkirakan mencapai Rp23,98 triliun, terdiri dari proyeksi penerimaan sebesar Rp40,94 triliun dan pengeluaran senilai Rp16,95 triliun.
Di sisi lain, anggaran kebijakan mencatatkan surplus sebesar Rp6,56 triliun per September dan diperkirakan sebesar Rp3,20 triliun pada akhir 2023. Realisasi penerimaan anggaran kebijakan tercatat sebesar Rp98,96 triliun dan diprediksi sebesar Rp131,90 triliun. Sedangkan realisasi pengeluaran tercatat senilai Rp92,40 triliun dan diproyeksikan sebesar Rp128,70 triliun pada akhir tahun.