Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, dibuka menguat di tengah perlambatan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) September 2024.
Pada awal perdagangan Jumat, rupiah meningkat 17 poin atau 0,11 persen menjadi Rp15.661 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.678 per dolar AS.
"Inflasi tahunan melambat dari 2,5 persen year on year (yoy) menjadi 2,4 persen yoy pada September 2024, namun sedikit di atas yang diperkirakan 2,3 persen yoy" kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Tingkat inflasi inti secara tak terduga naik dari 3,2 persen yoy menjadi 3,3 persen yoy.
Selain itu, tingkat inflasi headline dan inti bulanan melebihi perkiraan. Sementara Klaim Pengangguran Awal AS melonjak ke level tertinggi 14 bulan sebesar 258 ribu.
Dengan mempertimbangkan data tersebut, probabilitas pemotongan suku bunga acuan bank sentral AS atau Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps) pada November 2024 tetap di 86 persen.
Sebelumnya, notulensi dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September 2024 menggarisbawahi bahwa pergerakan setengah poin tidak boleh ditafsirkan sebagai tanda prospek ekonomi yang lebih negatif atau laju pelonggaran kebijakan yang lebih cepat untuk bergerak maju.
Josua memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di rentang Rp15.600 per dolar AS sampai dengan Rp15.725 per dolar AS pada perdagangan hari ini.