Jambi (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jambi berhasil menggagalkan peredaran 25 kg narkotika jenis sabu-sabu di kota itu, dan mengamankan dua orang tersangka yang diduga sebagai pengedar.
"Kita amankan 25 bungkus kemasan teh China warna hijau yang berisi narkoba jenis sabu pada akhir Februari 2025, terus dilakukan pengembangan," kata Kepala BNNP Jambi, Brigjen Pol Wisnu Handoko saat dikonfirmasi di Jambi, Senin.
BNNP Jambi, berhasil menangkap dua orang tersangka dan mengamankan barang bukti, atas kerja sama antara badan narkotika dan masyarakat yang memberikan informasi terkait adanya kegiatan mencurigakan di kawasan simpang surya Kelurahan Handil Jaya, Jelutung Kota Jambi.
Berkat informasi tersebut, kata dia, tim berantas BNNP melakukan penyelidikan terhadap satu unit kendaraan roda empat yang dicurigai. Setelah dipastikan tim langsung mengamankan unit kendaraan itu bersama satu orang yang berada di dalam mobil berinisial "PRW".
Petugas membawa kendaraan tersebut ke kantor BNNP, setelah digeledah tim brantas menemukan 25 bungkus sabu yang dikemas ke dalam teh China. Setelah dilakukan interogasi mendalam terhadap PRW, tim mendapatkan informasi jika masih ada satu teman tersangka berada di salah satu hotel.
Selanjutnya dengan gerakan cepat dilakukan penggeledahan kembali di hotel yang dimaksud dari keterangan PRW. Satu orang yang dimaksud ternyata telah kabur, untungnya petugas mendapat informasi dan melakukan pengejaran terhadap tersangka berinisial AIS. Akhirnya berhasil di bekuk di daerah Sekernan Muaro Jambi di dalam sebuah bus tujuan Medan Sumatera Utara.
Saat ini tersangka dan barang bukti di amankan di kantor badan narkotika provinsi untuk proses penyelidikan. BNNP masih melakukan pengembangan terhadap dua tersangka dan jaringannya.
Kepala BNNP sebelumnya telah menyatakan bahwa Provinsi Jambi termasuk daerah rawan penyelundupan dan peredaran narkoba, mengingat Jambi berada di tengah-tengah pulau Sumatera.
"Jambi ini masuk daerah rawan penyelundupan narkoba, berada di tengah-tengah dan dekat dengan perairan selat Malaka dan Laut China Selatan," kata Wisnu Handoko.