Merangin (ANTARA) - Gelamai masih menjadi menu hidangan tradisi bagi keluarga di Merangin, Provinsi Jambi saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.
"Saya membuka lapak sepuluh hari sebelum Lebaran karena banyak yang mencari untuk dihidangkan saat Idul Fitri," kata Pedagang Pasar Atas Bangko Nur Aini di Jambi, Senin.
Gelamai merupakan makanan manis khas Jambi yang berasal dari kabupaten Merangin.
Makanan tersebut bentuknya serupa dodol dengan tekstur lebih kenyal dan memiliki wangi yang khas, biasanya dibungkus persegi panjang dengan anyaman umbai.
"Saya memiliki produk sendiri namanya Gelamai Mita dari dusun Malako, desa Seringat, kecamatan Sungai Manau, kabupaten Merangin," katanya.
Cita rasa dari gelamai muncul dari cara pembuatannya yang masih tradisional.
Pembuatan Gelamai masih menggunakan kuali besi dengan bahan bakar kayu yang membuat aroma gelamai itu menjadi lebih harum.
"Bahan untuk membuat gelamai adalah ketan, kelapa, susu dan gula pasir. Pembuatan gelamai sendiri membutuhkan waktu yang lama dan harus selalu diaduk," kata Nur Aini.
Ia mengatakan sudah berjualan gelamai sejak 20 tahun silam. Pengalamannya membuat gelamai 25 kilogram membutuhkan waktu pembuatan selama 21 jam.
"Semakin lama pembuatan gelamai maka semakin mahal harga jualnya," kata Nur Aini.
Adapun harga Gelamai Mita berkisar Rp80 ribu per kilogram, untuk gelamai setengah kilogram dibandrol dengan harga Rp40 ribu, sedangkan gelamai dengan berat seperempat dibandrol harga Rp17 ribu.