Jakarta (ANTARA Jambi) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyarankan
masyarakat mengubah kebiasaan mandi dengan gayung ke penggunaan shower
karena lebih hemat air.
"Kita harus belajar hemat air jadi teknologi juga perlu, cara mandi
harus diganti. Kalau anda mandi dengan gayung kira-kira membutuhkan 18
liter tapi kalau dengan shower hanya 12 liter," kata Wapres saat membuka
membuka pameran dan konferensi forum air minum dan air limbah
(Indonesia Water and Wastewater Expo and Forum/IWWEF) 2016 di Jakarta,
Selasa.
Pada kesempatan itu, Wapres mengingatkan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono jika kebiasaan mandi berubah
menggunakan air pipa maka tekanan air harus baik. Di samping itu suplai
air juga harus kontinyu.
"Kemajuan itu dengan perubahan. Jadi salah satu efisiensi ya pakai
shower tapi konsekuensinya kualitas PDAM harus baik jangan pagi-pagi air
mati, air harus hidup terus dan tekanannya harus baik," tegasnya.
Dengan menggunakan shower maka akan menghemat air hingga 30 persen
dibandingkan gayung dan juga lebih bersih karena tidak ada nyamuk. Mandi
merupakan salah satu aktivitas yang paling besar menghabiskan air
bersih.
Dia mencontohkan saat konversi minyak tanah ke LPG sempat
mendapatkan protes, tapi saat ini sebagian besar masyarakat sudah
beralih ke LPG karena lebih murah.
Dengan mandi menggunakan shower, tentunya PDAM juga harus memastikan
jaringan pipanya dalam kondisi baik dan tidak ada yang bocor.
Jika semuanya diperbaiki akan tercipta sistem air yang baik,
puncaknya ke depan air dapat diminum langsung seperti di luar negeri,
ucap Wapres Kalla.
"Sekarang kita hidup dari air mineral. Airnya murah, yang mahal
plastiknya. Di samping mahal juga merusak lingkungan. Jadi banyak sekali
efek beruntunnya. Jika air dapat diefisienkan maka 10 persen dari
pengeluaran kita dapat dikurangi," Katanya.
Wapres sarankan ubah kebiasaan mandi pakai gayung
Selasa, 3 Mei 2016 15:14 WIB