Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi mulai memperketat perdagangan ayam di daerah itu untuk membatasi penyebaran virus flu burung yang telah menyebabkan sedikitnya 800 ekor ayam mati di Kabupaten Muarojambi.
"Rencananya akan dilakukan pengecekan hingga ke pasar-pasar. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran flu burung," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi Sepdinal di Jambi, Sabtu.
Menurut laporan, lokasi penemuan ayam mati di Kabupaten Muarojambi ada dua tempat yakni di Desa Nagasari dan Desa Pijoan, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi.
"Tim sudah diturunkan untuk menyeterilkan lokasi dan kandang ayam menggunakan disinvektan. Kami juga sudah melarang ayam di sekitar lokasi untuk dijual," jelasnya.
Dari hasil pengecekan, ayam ayam yang positif flu burung adalah ayam kampung milik masyarakat setempat.
"Belum diketahui apakah flu burung juga menyerang ayam milik perusahaan. Ini akan kami lakukan pengecekan lebih lanjut," tambahnya.
Berdasarkan data yang ada, sedikitnya ada 13 perusahaan ternak ayam di Provinsi Jambi. Sebagian besar berada di Kabupaten Muarojambi dan Batanghari.
Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Muarojambi, Parahuman Lubis memastikan ratusan ayam yang mati mendadak di Desa Nagasari, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi akibat penyebaran virus flu burung.
"Dari hasil tes yang dilakukan pada bangkai ayam milik peternak di Desa Nagasari, positif flu burung," ujarnya.
Menurut dia, tes dilakukan langsung usai mendapat laporan dari masyarakat adanya ratusan ayam mati mendadak.
Dari pengecekan dan data yang diterima dinas peternakan setempat 800 ekor ayam yang mati di Desa Nagasari hanya dalam waktu kurang dari dua pekan.(Ant)