Jambi (ANTARA Jambi) - Sedikitnya 100 hektare kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat di Kabupaten Kerinci, Jambi, rusak dan kritis akibat perambahan yang kerap terjadi di daerah itu.
Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Agusman, saat dihubungi mengatakan bahwa aksi perambahan hampir setiap tahun terjadi di daerah itu.
"Kerusakan TNKS juga akibat beberapa aktivitas oknum masyarakat yang biasanya mengklaim lahan TNKS," ujarnya.
Klaim kawasan TNKS biasanya dilakukan oleh oknum masyarakat yang mendiami di sekitar kawasan taman nasional terluas di Jambi itu. Perambahan dan klaim lahan biasa dilakukan untuk pembukaan lokasi perkebunan.
Tidak hanya itu, perburuan ilegal hewan langka di kawasan TNKS juga masih saja terjadi. Pada 2012 tim dari TNKS dan perlindungan harimau Sumatera sedikitnya berhasil mengamankan 100-an jerat harimau yang terpasang di dalam kawasan taman nasional itu.
Untuk menjaga kawasan TNKS dari perambahan dan aktifitas ilegal maupun pemulihan kawasan kritis, pihak TNKS telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kerinci, TNI dan polisi serta pihak terkait lainnya.
"Pada 2011, kami telah menanam pohon di kawasan kritis seluas 1.925 hektare dan pada 2012 ini lahan yang ditanami pohon mencapai 2.000 hektare," ujarnya lagi.
Kawasan TNKS membentang seluas kurang lebih 1,2 juta hektare berada di tiga provinsi yakni Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu.
Kawasan TNKS ditetapkan sebagai kawasan paling penting di Indonesia sebagai habitat hewan dilindungi, khususnya harimau Sumatera.
Namun demikian, ancaman bukan hanya dari perburuan maupun pemasangan jerat, keberadaan TNKS juga terancam alihfungsi lahan, baik perambahan maupun kegiatan korporasi. Diduga banyak perusahaan besar kelapa sawit menganeksasi lahan-lahan TNKS untuk kepentingan bisnis mereka.(Ant)