Jakarta (ANTARA Jambi) - Angka kejadian osteoporosis di Indonesia cukup tinggi karena dua dari lima penduduk berisiko terkena penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang itu, kata seorang dokter.
"Namun penyakit tersebut masih bisa diobati dengan mengonsumsi susu tinggi kalsium dua kali per hari sehingga dapat menurunkan tingkat pengambilan kalsium dari tulang dan membantu pertahankan kalsium tulang," kata Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Departemen Ilmu Gizi FKUI/RSCM Fiastuti Witjaksono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, osteoporosis juga dapat menyebabkan tulang patah yang merupakan penyebab fatal kelumpuhan dan kematian. Patah tulang pada osteoporosis dapat dicegah salah satunya dengan memenuhi asupan kalsium dan melakukan aktivitas fisik sejak dini.
"Kami optimistis melalui edukasi yang terus menerus maka osteoporosis akan dapat dicegah sejalan dengan program bebas osteoporosis yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo pada peringatan hari Osteoporosis," katanya.
Fiastuti mengatakan, untuk menjaga tulang kuat, nutrisi memegang peran penting yang dapat membuat jaringan tetap aktif, tulang mengalami proses penyerapan dan pembentukan secara menerus dan seimbang.
"Sejak kanak-kanak hingga remaja proses pembentukan tulang lebih banyak terjadi dibanding proses penyerapan," ujarnya.
"Konsumsi susu yang diperkaya kalsium dan vitamin D selama dua minggu dapat menurunkan kadar plasma C-telepeptide of type 1 collagen (CTX) yang merupakan penanda mineral tulang sehingga menurunkan risiko terkena osteoporosis," ucapnya.
Kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh adalah 1.000 mg untuk usia 19-50 tahun dan 1.200 mg pada usia di atas 50 tahun. Konsumsi susu kalsium tinggi dapat membantu mengurangi risiko osteoporosis," katanya.
Sementara itu Manager Pemasaran Fonterra Brand Indonesia, Arief Tjakraamidjaja mengatakan, hasil riset consumer polling terbaru Fonterra menemukan masyarakat Indonesia kurang aktif berolahraga.
"Masyarakat Indonesia memiliki gaya hidup tidak aktif, duduk terus menerus, nonton televisi, main komputer dan buka lap top," katanya.
Menurut dia, sekitar 41 persen perempuan Indonesia tidak mengonsumsi produksi kaya kalsium hijau, minyak ikan, cereal fortifikasi setiap hari.
"Bahkan 53 persen perempuan juga tidak mengonsumsi produk olahan susu yang kaya kalsium," ujarnya.
Hal ini, menunjukkan bahwa perempuan Indonesia masih belum memiliki pengetahuan dan gaya hidup yang bisa menjadi contoh anggota keluarga.
Osteoporosis merupakan "silent disease" yang mengancam wanita.(Ant)