Jakarta (ANTARA Jambi) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, menampik anggapan bahwa film dokumenter "Sang Patriot" merupakan film kampanye bagi kakak kandungnya, Prabowo Subianto.
"Ini lebih tentang testimoni orang-orang yang mengenal Prabowo," kata Hashim yang bertindak sebagai produser eksekutif film dokumenter tersebut di Jakarta, Kamis.
Menurut Hashim, film yang menceritakan secara ringkas riwayat Prabowo itu bukan film kampanye, melainkan bertujuan unuk menjelaskan hal-hal tentang Prabowo yang selama ini belum diketahui publik.
"Yang jelas ini bukan program aksi dan somasi. Bangsa Indonesia juga harus memperhatikan rekam jejak Prabowo," katanya mengacu pada posisi Prabowo yang merupakan calon presiden dari Partai Gerindra.
Selain untuk khalayak umum, Hashim menyebutkan bahwa film tersebut juga menjadi media bagi para calon anggota legislatif dari Partai Gerindra, agar dapat mengenal lebih dalam tentang pemimpin mereka.
Kemudian, Hashim juga mengakui bahwa film dokumenter tersebut sebagai salah satu upaya meluruskan fakta sejarah mengenai keterlibatan Prabowo dalam proses reformasi 1998 dan pemberhentian dia dari karir militernya.
Film berdurasi 30 menit itu secara umum menampilkan asal usul Prabowo, termasuk menjabarkan keterkaitan darahnya dengan Sultan Agung Mataram, selain juga tentunya sedikit mengulas tentang mendiang Kakek dan Ayahnya, Margono Djojohadikusumo dan Soemitro Djojohadikusumo, yang keduanya dikenal sebagai ekonom ulung.
Selain itu juga diperlihatkan beberapa fase-fase perjalanan hidupnya, termasuk berbagai prestasi selama berkarir sebagai tentara, memimpin ekspedisi pendakian puncak Gunung Everest pertama dari Indonesia sekaligus Asia Tenggara dan keterkaitannya dengan proses reformasi 1998.
Film dokumenter tersebut menyajikan testimoni dari beberapa pihak, termasuk Sejarawan asal Oxford University Peter Carey.
Film itu juga menampilkan sejumlah testimoni dari beberapa kerabat yang mengenal Prabowo, seperti bekas anak buahnya di ketentaraan, kontingen tim ekspedisi penaklukkan puncak Gunung Everest dan beberapa loyalis Partai Gerindra.
Hashim Djojohadikusumo bertindak menjadi produser eksekutif film tersebut, mendampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sebagai produser sekaligus penulis naskah.
Sementara itu, film dokumenter itu mendapatkan sentuhan artistik dari sutradara Helmi Adam.
Sutradara Helmi Adam mengakui dirinya melakukan riset sedikitnya selama tiga bulan sebelum membuat film tersebut, terutama untuk menelusuri garis keturunan Prabowo.