Jambi (ANTARA Jambi) - Sebanyak 240.150 ekor udang "Ketak" yang merupakan tangkapan nelayan di perairan wilayah timur Provinsi Jambi dikirim ke Jakarta melalui bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi sepanjang Juni 2015.
"Udang 'Ketak' itu dibawa ke luar Jambi melalui cargo domestik dengan 402 frekuensi penerbangan atau terjadi peningkatan dari bulan sebelumnya," kata pejabat Karantina Perikanan Kelas I Jambi Guntur Kusuma Darmanto, di Jambi, Kamis.
Kasi Pengawasan pengendalian dan informasi, Balai Karantina Perikanan Kelas I Jambi itu menjelaskan, selain pasar domestik maka udang "Ketak" itu juga diekspor ke luar negeri, seperti Singapura yakni sebanyak 3.000 ekor.
"Udang ketak tersebut rata-rata dihargai Rp20.000/ekor. Artinya jika kita kalikan rata-rata dengan jumlah yang dikirim pada bulan Juni, total nilainya mencapai Rp4,083 miliar," katanya.
Dikatakan Guntur, udang ketak tersebut berasal dari hasil tangkapan para nelayan di perairan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur.
"Mekanisme pengirimannya yakni dikarantina selama satu hari, kita lakukan packing setelah itu langsung dikirim menggunakan cargo," kata Guntur menjelaskan.
Sementara itu untuk pengiriman ikan hias dari Provinsi Jambi menurun, apalagi jumlah spesies tersebut sudah berkurang karena alih fungsi lahan.
"Dalam sebulan untuk pengiriman ikan hias hanya dua sampai tiga kali pengiriman saja," kata Guntur menjelaskan.
Dia menambahkan, pengiriman ikan hias pada Juni 2015 ini hanya 10 spesies, diantaranya jenis baung hias, coklat gurame, cupang, goby, lais, seluang, serandang dan tali-tali.
"Satu spesies ikan hias rata-rata ekspor perbulannya hanya mencapai 1.000 ekor, namun itu semua tergantung dari permintaan," tambahnya. (Ant)