Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Provinsi Jambi menyiapkan sebanyak 64.000 batang bibit sawit bersubsidi untuk para petani kelapa sawit di daerah itu.
Kepala Bidang Produksi Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Saduddin, Kamis, mengatakan pemerintah memberikan subsidi bibit sawit itu sebesar 50 persen dari harga normal Rp40.000 atau petani hanya membeli Rp20.000 per bibit yang sudah sudah siap tanam.
"Bibit sawit subsidi itu diutamakan untuk masyarakat yang mempunyai pendapatan rendah, mereka bisa membeli dengan harga Rp20.000 per bibit sawit yang sudah siap tanam," kata Saduddin di Jambi.
Dijelaskannya, syarat utama untuk mengajukan bibit sawit subsidi itu diantaranya petani harus membuat surat permohonan dan pernyataan tidak akan menjual lagi dan harus mempunyai lahan sendiri.
Artinya petani yang mendapat subsidi tidak dibolehkan menanam di lahan yang bermasalah dan bibit harus ditanam sesuai dengan ketentuan teknis yang ditetapkan.
"Supaya program ini tepat sasaran, tim pengawas dari kabupaten nantinya akan turun langsung ke lokasi untuk memverifikasi, dan kita akan hati-hati menyalurkan bantuan itu, harus tepat sasaran" katanya.
Saduddin mengatakan, masing-masing kepala keluarga mendapat jatah untuk dua hektar atau sebanyak 125 bibit sawit, setelah diverifikasi tim teknis bibit baru bisa disalurkan
Sementara itu, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Provinsi Jambi, Sarwadi mengatakan, pendistribusian bibit sawit subsidi itu harus sampai ke tangan petani yang memang membutuhkan dan harus tepat sasaran.
"Harus dilakukan verifikasi supaya tepat sasaran ke tangan petani yang memang membutuhkan dan ke kelompok-kelompok petani kecil," kata Sarwadi.
Pendistribusian bibit sawit subsidi itu kata Sarwadi selalu rawan akan penyimpangan, untuk itu pihaknya meminta pemerintah harus melakukan pengawasan terhadap oknum-oknum yang bermain.
"Yang didistribusikan itu harus yang benar-benar berkualitas dan yang kita takutkan itu nanti soal penyimpangan pendistribusiannya, artinya pengawasan itu harus bernar-benar dilakukan," katanya menjelaskan. (Ant)