Jakarta (ANTARA Jambi) - Wakil Ketua DPR dari Partai Keadilan
Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, mengkritik partainya yang dinilai tidak
pernah merasa bersalah.
"Partai politik jika tidak pernah merasa bersalah dan tidak pernah
mengaku bersalah, ini berbahaya. Partai politik jika selalu merasa
benar, ini berbahaya," kata Hamzah di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin.
Menurut dia, keputusan rapat Majelis Tahkim PKS yang
memutuskan memberhentikan dia dari semua tingkatan keanggotaan PKS
adalah merampas dan menghilangkan hak seseorang.
Dengan keputusan itu konsekuensinya, Hamzah diberhentikan dari
jabatan wakil ketua DPR, dari keanggotaan di DPR maupun dari kader PKS.
Itu artinya setelah semua keputusan dilaksanakan, maka dia tidak punya jabatan lagi dan bukan lagi kader PKS.
"Bagaimana mungkin, Majelis Tahkim yang tidak mendapat
keabsahan dari Kemenkumham tapi dapat menghilangkan hak seseorang,"
katanya.
Pada kesempatan itu, Hamzah mengimbau agar pimpinan PKS yang sedang
berkuasa untuk sama-sama belajar dan bersikap bijaksana dalam menyikapi
setiap persoalan.
"Persoalan itu banyak, tapi semuanya harus disikapi dengan
sabar. Kalau PKS tidak pernah merasa bersalah, ini berbahaya," katanya.
Fahri juga mengkritik sikap pimpinan PKS yang dinilainya
sering melarang dirinya menyampaikan pernyataan-pernyataan politik.
Menurut dia, sebagai wakil ketua DPR, tugas dia antara lain adalah
membuat pernyataan. "Kalau saya terus dilarang membuat pernyataan, maka
PKS tidak bisa menjadi partai modern," katanya.
Dia berharap dapat bertemu dengan Presiden PKS Shohibul Iman, pada sidang perdana gugatanya kepada PKS para Rabu mendatang.
Hamzah mengajukan gugatan hukum atas keputusan DPP PKS yang memberhentikan dia dari semua tingkatan keanggotaan di PKS.
Fahri Hamzah kritik PKS
Senin, 25 April 2016 21:29 WIB
......jika tidak pernah merasa bersalah dan tidak pernah mengaku bersalah, ini berbahaya. Partai politik jika selalu merasa benar, ini berbahaya......