Pasuruan (ANTARA Jambi) - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar
Parawansa mengatakan bantuan Rabithah Al Alami Al Islami (RAA) di Arab
Saudi khusus untuk anak yatim di Indonesia terhenti pendistribusiannya
sejak 2007.
"Saya kebetulan menerima tamu dari Rabithah Al Alami Al Islami Sabtu
lalu, dan disampaikan bahwa ada bantuan untuk anak yatim tidak bisa
turun sejak 2007," katanya usai menghadiri Maulid dan Haul Akbar di
Pondok Pasantren Rudhotussalaf di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu.
Dia mengatakan bantuan yang diberikan cukup signifikan sampai Rp100
miliar bahkan pernah mencapai Rp180 miliar. Dengan angka tersebut akan
sangat banyak anak yatim terbantu.
Menurut hasil penelusurannya, berhentinya penyaluran bantuan
tersebut karena ada kekhawatiran dana tersebut akan digunakan untuk
membiayai kegiatan radikalisme maupun terorisme.
"Maka kemudian saya minta surat resmi untuk bisa mengkomunikasikan
dengan berbagai elemen saya harus koordinasi dengan Menkeu, PPATK
kemudian dengan BIN," ujar Mensos.
Agar lebih meyakinkan bahwa bantuan tersebut benar-benar
dimanfaatkan untuk kesejahteraan anak yatim, Mensos akan diundang ke
markas RAA di Arab Saudi sekaligus akan melihat langsung program-program
mereka.
"Saya sampaikan secara garis besarnya bahwa ini dibutuhkan untuk
kesejahteraan anak-anak yatim, waktu itu sempat ada kendala dari 2007
sampai sekarang tidak turun lagi," katanya.
Bantuan untuk anak yatim menurut Khofifah sangat berhubungan erat
dengan penanganan kemiskinan yang menjadi program Kementerian Sosial.
Bantuan yang diberikan RAA akan sangat bermanfaat bagi anak-anak
yatim guna meningkatkan kesejahteraan mereka dan akan semakin banyak
yang dibantu tanpa harus melayani semua dari APBN.
Mensos: Bantuan RAA untuk anak yatim terhenti sejak 2007
Sabtu, 30 April 2016 21:49 WIB