Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, T. A. Fauzi Soelaiman kepada Antara London, Senin mengatakan, Indonesia turut berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan kegiatan malam ASPAC dengan menyajikan pertunjukan seni Pencak Silat dan kuliner nusantara.
Dikatakannya kelompok Negara Asia Pasifik dari negara-negara anggota UNESCO (ASPAC Group) mengadakan Malam ASPAC (ASPAC Evening) Jumat (28/10) malam, dibuka dengan sambutan Ketua Kelompok ASPAC, Ambika Devi Luintel, Duta Besar Nepal dan Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova.
Dubes T. A. Fauzi Soelaiman mengatakan Indonesia menampilkan pertunjukan seni Pencak Silat dari kelompok pencak silat KBRI Paris. "Pertunjukan pencak silat bertepatan dengan sehari setelah ditetapkannya pencak silat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai salah satu dari 150 warisan budaya tak benda nasional Indonesia," ujarnya,
Dikatakannya penetapan ini adalah langkah besar menuju pengusulan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda dunia UNESCO. Pesilat yang tampil pada malam ASPAC adalah Satria Nurizki Diass Suhana dan Sutra Patria Nurfaizi Diass Suhana, putra dari Alit Didin Supidin Suhana, pengasuh organisasi pencak silat di KBRI Paris dan staf Kantor Delegasi Tetap Indonesia di UNESCO.
Acara ini juga dimeriahkan pertunjukan budaya dan sajian makanan khas dari negara anggota ASPAC.
Dalam sambutannya, Dirjen UNESCO memberikan dukungan penuh atas penyelenggaraan kegiatan yang dihadiri diplomat dan staf perwakilan tetap negara anggota UNESCO serta pejabat dan staf sekretariat UNESCO.
Ketua Kelompok ASPAC menjelaskan penyelenggaraan malam ASPAC ini adalah kegiatan tahunan yang diadakan di UNESCO untuk meningkatkan keakraban dan solidaritas kelompok negara ASPAC di UNESCO.
Dirjen UNESCO menyampaikan dukungan dan apresiasi atas penyelenggaraan malam ASPAC di UNESCO yang selalu ditunggu-tunggu. Kelompok ASPAC merupakan kelompok negara yang terbesar di UNESCO, sehingga peran dan keberadaannya sangat diperhitungkan di UNESCO.
Dirjen UNESCO memaparkan berbagai kegiatan dan keterlibatannya di berbagai belahan daerah di wilayah Asia Pasifik. Dia juga mengapresiasi penyelenggaraan World Culture Forum 2016 di Bali, Indonesia bulan lalu, yang membahas tema kebudayaan dan perannya dalam membangun dunia yang inklusif melalui pembangunan berkelanjutan.
Pada akhir acara, diadakan pemilihan dan pemberian dua penghargaan untuk gaun dan pakaian terbaik untuk kategori pria dan wanita yang menutup kemeriahan acara malam ASPAC. Pada kesempatan ini pula, Indonesia menyajikan masakan khas yaitu gudeg, soun goreng udang dan sup baso ikan yang ludes sebelum acara berakhir.