Jambi, Antarajambi.com - Mudik tak hanya sebagai budaya tahunan berupa aktivitas pulang kampung dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, tapi juga merupakan bagian dari seni beraktifitas yang memerlukan strategi, trik dan juga kiat dalam melakoninya.
Mudik saat ini tidak lagi jadi hal yang sederhana, tapi harus dipersiapkan secara matang. Tidak hanya semata berangkat dari rumah menuju termminal, naik bus, turun di terminal tujuan dan melanjutkan dengan kendaraan menuju kampung halaman.
Atau bagi pengendara yang membawa kendaraan pribadi, tak sekedar keluar rumah, tancap gas dan sampai di kampung halaman. Belum lagi bagi pengendara atau pemudik bersepeda motor tak sekedar naik motor dan sampai di kampung halaman.
Hampir dipastikan, pada puncak arus mudik dan balik lebaran, waktu tempuh itu tidak pasti. Bisa jadi jadwal perjalanan yang biasa ditempuh dalam lima jam bisa menjadi 10 atau bahkan 12 jam. Atau bahkan yang biasanya hanya sejam bisa menjadi tiga hingga lima jam.
Apa sebab? Jawabannya macet.
Itu pasti terjadi dalam setiap kali mudik. Hampir tidak ada pemudik yang bisa lolos dari yang namanya macet. Pemudik dari Jakarta sudah dipastikan akan terjebak macet dikawasan Cikarang Bekasi, Dawuan. Bagi yang ke arah Bandung dan akan bertemu dengan kawasan langganan macet Cileunyi, Nagreg, Limbangan, Malangbong dan Ciawi.
Sedangkan di jalur Tol Cipali, jalur keluar di Brebes dipastikan akan terjadi antrian. Jalur Pantura Jabar akan sedikit lebih lancar karena danya tol Cipali.
Kondisi itu akan menjadi parah bila pengemudi tidak disiplin dan tidak melakukan aktivitas mengemudi yang sehat dan baik. Saling serobot dan saling salip yang kerap menjadi masalah bahkan bencana.
Lain lagi bagi pemudik berkendaraan umum, waktu tempuh sudah tidak perlu menjadi ukuran lagi. Di benak para pemudik berkendaraan umum yang ada bagaimana mereka bisa sampai dan bisa berlebaran di kampung halaman.
Kondisi itu, jelas membutuhkan kesiapan mental, disiplin dan kesehatan dari pemudik. Baik itu pengemudi yang akan membawa kendaraan maupun penumpangnya. Penumpang harus menjadi `mitra` yang bagi pengemudi, selalu mengingatkan dan membuat suasana fresh di dalam kendaraan. Kendati demikian tidak dibenarkan untuk mengajak mengobrol pengemudi meski itu suami, ayah, kakek atau paman sendiri.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Oscar Primadi menyatakan pemudik harus mempersiapkan kendaraan dan juga kesiapan serta kebugaran badan. Kondisi mudik sudah jelas membutuhkan fisik yang bugar dan sehat. Semuanya harus dipersiapkan kelengkapan mudik, dan kesehatan badan," kata .
Tradisi mudik jelang hari raya menyebabkan adanya penumpukan penumpang di Terminal, Bandara, Pelabuhan, Jalan raya dan tempat-tempat tertentu yang berada di jalur mudik angkutan lebaran. Peningkatan jumlah pemudik meningkatkan pula potensi terjadinya kecelakaan serta masalah kesehatan, seperti keracunan makanan, kambuhnya penyakit yang diderita, dan lain sebagainya.
Selain kelaikan kendaraan, kelaikan kesehatan diri juga harus diperhatikan. Jadikan mudik yang ceria, sehat dan disiplin untuk sampai di kampung halaman, katanya.
15 Pesan Mudik
Kementerian Kesehatan RI menyampaikan 15 trik mudik sehat, aman dan selamat yakni siapkan fisik yang sehat dan prima sebelum mudik, periksa kondisi kelayakan kendaraan, tidak meminum obat-obatan atau minuman yang menyebabkan kantuk sebelum dan selama mengemudi, beristirahat selama 15 menit setiap telah mengemudi selama empat jam.
Kemudian tidak paksakan mengemudi bila sudah lelah atau mengantuk, Disiplin dan patuh rambu lalu lintas, kendalikan kecepatan kendaraan pada kondisi jalanan rusak, bergelombang, saat hujan, dan cuaca buruk, kendaraan tidak melebihi muatan yang layak, gunakan masker dan lindungi diri dari polusi udara, jangan mengkonsumsi makanan atau minuman yang diberikan oleh orang yang tidak dikenal.
Hal lainnya cuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum makan, konsumsi makanan dan minuman yang sehat, buanglah sampah pada tempatnya, tidak buang air kecil/besar sembarangan, gunakan toilet yang tersedia dan bila sakit, manfaatkan pos kesehatan terdekat.
"Semuanya bermuada kepada kedisiplinan. Terkadang pengemudi tidak mengindahkan durasi mengemudi yang lebih dari empat jam, terkadang mereka tak istirahat. Itu harus dihindari, karena istirahat selain baik bagi kebugaran juga baik untuk mendinginkan mesin kendaraan," kata Oscar.
Selain itu, juga mengimbau bagi pemudik untuk membawa obat-obatan pribadi untuk mengantisipasi kambuhnya penyakit di perjalanan atau di kampung halaman. Hal itu untuk meminimalisasi risiko dari serangan penyakit sehingga dengan adanya obat yang biasa dikonsumsi maka bisa diantisipasi tanpa harus ke dokter atau rumah sakit.
Meski demikian, bagi pemudik yang mengalami gangguan kesehatan di perjalanan maupun di kota atau kampung halaman bisa memanfaatkan ayanan kesehatan Call Center "119" yakni akses layanan kesehatan 24 jam. Dengan memijit tombol telepon 119 maka akan terhubung ke operator layanan kesehatan itu yang saat ini telah terkoneksi di lebih dari 3500-an jaringan 119 di seluruh Indonesia.
Selain melayani layanan konsultasi kesehatan gratis, saluran itu juga melayani kegawat daruratan yang akan menghubungkan ke akses 119 di kota terdekat dari penelepon yang membutuhkan bantuan medis.
Dengan Call Center 119, bils terjadi sesuatu kecelakaan bisa membuat networking supaya cepat penanganannya. Misalnya ada telpon yang mengalami kecelakaan, petugas operator langsung melihat lokasinya yang terdekat dengan call centre. Nanti akan segera dikerahkan pertolongan yang ditangani di daerah terdekat.
Selain itu, dibukanya posko pengamanan dan posko kesehatan di sepanjang jalur mudik bahkan di kota-kota tujuan mudik, juga perlu manfaatkan. Makanya pemudik perlu melengkapi diri dengan brosur panduan mudik yang biasanya mencantumkan selain rute mudik, juga nomor-nomor bantuan yang bisa diakses seperti kantor polisi, rumah sakit, Puskesmas, SPBU, Dinas Perhubungan, Orari , Jasa Raharja serta lainnya.
Perlintasan Mudik
Kesiagaan tak hanya di jalur utama mudik dan kota tujuan pemudik. Bahkan jalur perlintasan para pemudik juga mempersiapkan diri. Seperti di Provinsi Jambi Polda Jambi telah membangun puluhan Posko Pengamanan Operasi Pengamanan Lebaran 2017.
Posko di tempati personil kepolisian mulai Senin (19/6) hingga 4 Juli 2016. Posko juga digelar di sepanjang jalur utama baik jalur lintas timur maupun lintas barat.
Bahkan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi juga telah mengkomando kesiagaan bagi Puskesmas di sepanjang jalur yang dilintasi pemudik termasuk menyiagakan pelayanan 24 jam. Dinas Kesehatan Kota Jambi menyebutkan ada tiga pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di kota itu yang akan buka selama 24 jam untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat selama liburan Lebaran 2017.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi Ida Yuliati di Jambi, Jumat, menyebutkan nama tiga puskesmas yang buka selama 24 jam itu, yakni Puskesmas Pakuan Baru, Olak Kemang, dan Putri Ayu yang memiliki layanan rawat inap dan instalasi gawat darurat (IGD).
Menurut dia, pada masa libur Lebaran di tiga puskesmas itu tidak ada cuti untuk para perawat dan tenaga medis, termasuk dokter di puskesmas dan juga di RSUD Abdul Manap Kota Jambi yang merupakan rumah sakit milik pemerintah kota itu.
Tidak ada cuti. Kami menerapkan sistem bergiliran sehingga pelayanan kesehatan masyarakat tidak akan terganggu selama liburan Lebaran.
selain itu, pihaknya juga menjamin ketersediaan obat-obatan dan juga mobil ambulans yang siap sedia bersama sopir dan tenaga medisnya. Pasien yang sifatnya gawat darurat dan harus dibawa ke rumah sakit sudah kami sediakan ambulans. Masyarakat yang membutuhkan ambulans dapat menghubungi nomor 119.
Tak hanya Puskesmas, SPBU di sepanjang jalur lintas Sumatera di Provinsi Jambi juga dioperasikan 24 jam. Sebanyak 34 stasiun pengisian bahan bakar umum yang tersebar di Jalan Lintas Sumatera di Provinsi Jambi beroperasi selama 24 jam untuk melayani kendaraan angkutan penumpang selama arus mudik Lebaran 2017.
Area Manager Comunication and Relations PT Pertamina Sumbagsel M Roby Hervindo dihubungi dari Jambi, Jumat, mengatakan jumlah SPBU yang berada di jalur lintas sumatera yang melintasi daerah di Provinsi Jambi sebanyak 40 unit. Dari 40 unit itu ada 34 SPBU secara normal telah beroperasi 24 jam pada H-7 sampai dengan H+7 arus balik.
Roby mengatakan selain beroperasi 24 jam, Pertamina juga menjamin kesediaan dan kecukupan bahan bakar minyak (BBM) selama arus mudik dan balik Lebaran, sehingga pemudik diimbau tidak perlu khawatir.
Sedangkan untuk menjamin keamanan bagi pemudik berkendaraan umum, Dinas Perhubungan Jambi telah melakukan langkah antisipasi termasuk merekomendasikan 961 bus "dikandangkan` karena tidak laik operasi.
Semua angkutan lebaran yang digunakan untuk mengangkut pemudik pada Lebaran 2017 harus lolos uji kelaikan jalan. Kelengkapan sekecil apapun dalam moda transportasi tidak boleh dianggap remeh, karena jika tidak dilengkapi dan dibiarkan justru akan membahayakan keselamatan penumpang.
Intinya prosesi mudik saat ini benar-benar telah difasilitasi oleh pemerintah dan melibatkan lintas sektoral dan juga mengerahkan multi potensi, termasuk melibatkan peran serta masyarakat. Idealnya prosesi mudik setiap tahun berlangsung lebih baik lagi menyusul kelengkapan dan pemenuhan infrastruktur yang semakin baik, salah satunya pemberlakuan ruas jalan tol baru.
Selain itu hasil evaluasi penyelenggaraan prosesi mudik Lebaran 2017 seharusnya menjadi bahan masukan yang bisa memberikan panduan untuk penetapan kebijakan dan pengerahan strategi yang lebih baik bagi kelancaran tradisi mudik itu.
Pemerintah hadir dalam pelayanan prosesi mudik lebaran, bahkan aparat kepolisian, TNI dan ASN operasional di kabupaten/kota dikerahkan bahkan menjadi `pagar betis` untuk mengatur arus lalu lintas tetap `mengalir` dan meminimalisasi kemacetan di jalur mudik.
Jangan sia-siakan fasilitasi mudik yang telah dihadirkan oleh pemerintah, dan jadilah pemudik yang disiplin dan sadar bahwa keluaga besar telah menunggu di kampung halaman. Selamat mudik Lebaran 2017.(Ant)
ARTIKEL - Mudik disiplin dan sehat
Minggu, 18 Juni 2017 19:31 WIB