Semarang, Antarajambi.com - Presiden Joko Widodo mengatakan
peningkatan suhu politik menjelang pemilihan kepala daerah 2018 dan
Pemilu 2019 mesti dijaga agar tidak sampai terlalu panas.
"Suhu
politik naik boleh tetapi sedikit saja, anget boleh tetapi jangan
terlalu panas," kata Presiden saat memberikan pengarahan kepada para
kepala kepolisian daerah dan kepolisian resor dalam Apel Kasatwil 2017
di Semarang, Senin.
Ia menuturkan berdasarkan pengalamannya empat kali mengikuti
kontestasi politik, suhu politik selalu menjadi lebih hangat mendekati
masa kampanye pemilihan umum.
"Politik ya seperti itu, yang bener bisa jadi tidak bener, yang tidak bener bisa jadi semakin tidak bener," katanya.
Oleh karena itu dia meminta kepolisian bersiap-siap menghadapi
pesta demokrasi dengan memetakan potensi gesekan membahayakan yang
mungkin terjadi.
"Sumber-sumber yang diperkirakan akan memprovokasi harus dipetakan secara detail, siapa akan melakukan apa," katanya.
Intelijen, ia melanjutkan, harus memiliki data komplet mengenai peta masalah tersebut dan alternatif solusinya.
Dia juga mengatakan bahwa menurut pengalaman kunci untuk mengatasi
berbagai persoalan dalam konstestasi politik adalah kesolidan dan
netralitas TNI-Polri.
"Kuncinya hanya satu, TNI dan Polri solid, sudah selesai," katanya.
Kepala Polri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan kepolisian
sudah mulai memetakan daerah rawan konflik pada Pilkada 2018.
Wilayah yang rawan dan perlu mendapat perhatian, menurut dia,
antara lain Jawa Barat, Kalimantan Barat dan kawasan timur Indonesia.
Presiden: suhu politik anget boleh, tapi jangan terlalu panas
Senin, 9 Oktober 2017 15:13 WIB