Jambi (Antaranews Jambi) - Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) masih keberatan dengan tingginya harga gas yang digunakan sebagai bahan bakar untuk indutri pulp dan kertas dalam negeri.
"Masih keberatan, karena saat ini harga gas untuk industri pulp dan kertas masih tinggi atau rata-rata berkisar antara 9-11 dolar AS per Million Metric British Unit (MMBTU)," kata Ketua Umum APKI Aryan Warga Dalam di Jambi, Kamis.
Dalam workshop dan pelatihan menulis "Kertas dan Peradaban" yang dinisasi Asian Pulp and Paper (APP Sinarmas) bekerja sama dengan Qureta itu, Aryan mengatakan masih tingginya harga gas sangat berpengaruh besar terhadap total biaya produksi.
Sebab itu, asosiasi yang mewadahi pengusaha bidang indutri pulp dan kertas tersebut meminta pemerintah agar merealisasikan penurunan harga gas industri kertas ke dalam industri yang mendapat penurunan harga gas menjadi lima dolar AS per MMBTU.
Penurunan harga gas untuk industri tersebut, kata dia, agar dapat direalisasikan untuk mendorong peningkatan kinerja industri pulp dan kertas sebagai indutstri nasional yang strategis dan prioritas.
"Industri pulp dan kertas belum masuk industru yang mendapatkan penurunan harga, kami sudah meminta tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda dimasukkan ke dalam industri yang mendapat penurunan harga gas," katanya.
Untuk menyiasati tingginya harga gas itu, pihaknya mendorong anggotanya untuk menggunakan bahan bakar alternatif dengan memanfaatkan limbah kulit kayu untuk pembangkit bagi industri itu.
"Sebagian besar perusahaan pulp dan kertas sudah menerapkan itu, yaitu dengan memanfaatkan limbah kulit kayu untuk dijadikan bahan bakar seperti pembangkit listrik tenaga uap," katanya menjelaskan.
Pada tahun 2018, produksi kertas ditargetkan dapat tumbuh hingga lima persen. Sedangkan produktivitas indutri pulp dapat tumbuh di angka 85 persen ditopang dengan adanya pabrik baru.
Saat ini, kata Aryan, industri pulp dan kertas dalam negeri merupakan industri strategis di Indonesia karena telah memberikan kontribusi terhadap devisa negara mencapai 5,9 miliar dolar AS per tahun.
Industri pulp Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9 di dunia dan industri kertas menempati peringkat ke-6 dunia.
Industri kertas keberatan tingginya harga gas
Kamis, 11 Januari 2018 14:56 WIB