Surabaya (Antaranews Jambi) - Citra merek negatif yang terlanjur melekat pada jenama otomotif dari China diakui PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors) masih menjadi tantangan terbesar mereka dalam menggenjot performa penjualan di usia mereka yang belum setahun penuh berjualan di pasar otomotif Indonesiak, aku Manajer Penjualan Regional III Wuling Motors, Achmad Rasyid Rifaqi, yang membawahi wilayah penjualan.
"Yang pertama PR kami di Wuling itu soal branding, tapi kami menjawabnya dengan produk, dengan layanan . Kami selalu informasikan bahwa merek China itu nggak seperti yang sebelumnya," tutur Achmad ditemui di sela-sela peluncuran Wuling Cortez di Surabaya, Senin.
Achmad mengaku citra merek negatif ini masih terasa cukup besar di wilayah penjualan yang dibawahinya, misalnya di antara para calon pelanggan.
"Kami selalu tanamkan ke teman-teman sales officer kalau mereka jualan Wuling butuh 5-10 menit jelaskan prosesnya, itu yang butuh effort dari sisi operasional," ujarnya.
Achmad mengaku selalu memerintahkan jajaran penjualan untuk selalu mengedepankan jaringan ketersediaan layanan purnajual dan suku cadang terintegrasi yang dimiliki Wuling.
"Sekarang Wuling punya kekuatan dari segala lini, baik sales maupun aftersales," kata dia.
"Oleh karena itu kita punya Wuling Insurance untuk jaga itu semua, spare parts yang stoknya terintegrasi. Kemudian penanganannya tidak main-main," ujar Achmad menambahkan sembari menuturkan beberapa kisah keberhasilan Wuling mengatasi pemenuhan kebutuhan suku cadang dalam waktu tergolo singkat.
Berkat upaya tersebut, Regional III berhasil menyumbangkan penjualan sekira 30-35 persen terhadap total penjualan nasional pada aktivitas bisnis 2017, yang menurut Achmad baru sepenuhnya berlangsung efektif mulai Oktober.
Bahkan khusus untuk Jatim sendiri, Achmad berani menyebut kontribusinya sudah mencapai 16 persen penjualan nasional Wuling sepanjang 2017.***