Jambi, (Antaranews Jambi) - Kepolisian Resort Kota (Polresta) Jambi menetapkan pasangan suami istri M Rahadi (24) dan Marisa Safitri (27), sebagai tersangka dan menahannya terkait kasus dugaan penipuan serta penggelapan dengan modus arisan `online`.
Pasangan suami istri yang berdomisili di Perum Artha Uli, RT 26 Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi tersebut setelah menjalani periksaan langsung ditahan, kata Kasat Reskrim Polresta Jambi Kompol Yudha Lesmana di Jambi, Sabtu.
Pasangan itu ditetapkan sebagai tersangka setelah kepolisian memproses laporan korban Oktavia Saputri (24), warga Perum Puri Ratu Daha Indah, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Kotabaru, dengan nomor laporan LP/B-250/III/2018/SPKT II/ Resta Jambi, pada 8 Maret 2018.
Dari laporan korban terungkap tersangka Marisa awalnya menawarkan arisan online dengan menjanjikan keuntungan 150 persen dari nilai investasi, dalam jangka waktu satu bulan. Korban yang tergiur kemudian mentransfer uangnya sebesar Rp 3 juta kepada Marisa, pada 26 Januari 2018.
Kemudian pertengahan berjalannya, tersangka Marisa menawarkan lagi kepada korban agar memberikan uangnya lagi dan menjanjikan keuntungan yang lebih besar, yakni lebih kurang 220 persen. Tanpa curiga, korban kembali mentransfer uangnya Rp5,5 juta, karena bakal mendapatkan keuntungan lebih kurang Rp18,6 juta.
Sebelum waktu pencairan keuntungan tiba, Marisa kembali menawarkan kepada korban untuk menginvestasikan uangnya. Untuk yang terakhir ini, korban dua kali mentransfer uang kepada Masira, masing-masing sebesar Rp2 juta dengan janji keuntungan Rp8,5 juta dan Rp1,1 juta dengan janji keuntungan Rp2 juta.
"Namun hingga lewat waktu pencairan, korban tidak kunjung menerima keuntungan dari uang yang diinvestasikannya, sebagaimana yang dijanjikan tersangka Marisa,` kata Yudha.
Akhirnya pada Kamis lalu (8/3) korban Oktavia Saputri bersama korban lainnya mendatangi kediaman Marisa dan membawa pasangan suami istri itu ke Polresta Jambi, dan kemudian dilaporkan secara resmi.
Yudha menyebutkan, dari hasil pengembangan yang mereka lakukan, diketahui ada 28 orang yang mengikuti arisan tersebut, dengan nilai uang yang ditransfer kepada tersangka bervariasi dan total kerugian yang dialami para korban lebih kurang Rp152 juta.