Kepala BMKG Pekanbaru, Sukisno mengatakan sebagian besar titik panas yang terpantau melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua diperbarui pukul 16.00 WIB tersebut terkosentrasi di Kabupaten Rokan Hilir.
"Dari 103 titik panas, 97 di antaranya menyebar di Rokan Hilir," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah titik panas lainnya menyebar di Kota Dumai dua titik, dan satu titik masing-masing di Bengkalis, Pelalawan, Kampar dan Kabupaten Siak.
Berdasarkan catatan, keberadaan titik panas yang terpantau BMKG pada Selasa sore merupakan yang terbanyak sepanjang 2018 ini. Peningkatan titik panas yang mengindikasikan Karhutla mulai terlihat sepanjang sepekan terakhir.
Bahkan, pada Selasa pagi titik panas sempat menyentuh angka 90 sebelum kemudian melonjak menjadi 103 selang beberapa jam kemudian.
Selain di Riau, titik panas juga terpantau di sejumlah provinsi lainnya di Sumatera seperti Lampung satu titik, 14 titik di Sumatera Utara, 13 titik di Sumatera Barat dan dua titik di Sumatera Selatan.
Lebih jauh, BMKG menyatakan dari 103 titik panas di Riau, 87 di antaranya dipastikan sebagai titik api. "85 titik api terdeteksi di Rokan Hilir dan satu titik di Bengkalis dan Dumai," lanjutnya.
Di Rokan Hilir, sebutnya titik-titik api tersebut menyebar di Kecamatan Bagan Sinembah, Bangko dan Tanah Putih.
Satuan tugas kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau juga mewaspadai ancaman "ekspor" kabut asap ke negeri jiran Malaysia dan Singapura menyusul semakin meluasnya Karhutla di Rokan Hilir.
Baca juga: Sebagian besar hutan-lahan Riau dalam keadaan mudah terbakar
Baca juga: Empat helikopter dikerahkan atasi kebakaran hutan Riau