Jambi (Antaranews Jambi) - PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding yang diwakili PTPN6 memfasilitasi peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) beserta guru pendamping asal Provinsi Maluku Utara mengunjungi ke berbagai tempat di Unit Usaha Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Kunjungan lapangan ke Unit Usaha Kayu Aro, Sabtu hingga Minggu (19/8) itu merupakan salah satu program BUMN Hadir Untuk Negeri (BHUN) 2018 di Provinsi Jambi yang dimotori PTPN III Holding yang dalam hal ini diwakili PTPN4, PTPN5 dan PTPN6.
Salah satu dalam kegiatan tersebut, peserta melihat langsung perkebunan teh Kayu Aro yang merupakan hamparan perkebunan teh tertua di Indonesia dan terluas kedua di dunia.
Para peserta SMN beserta guru pendampingnya itu keliling sekitar empat kilometer bersama masyarakat di jalur perkebunan dan menikmati panorama hamparan pohon teh dengan latar Gunung Kerinci.
Menurut salah seoarang peserta SMN asal Maluku Utara, Andi, mengatakan meskipun sempat lelah dalam perjalanan menuju Kabupaten Kerinci yang memakan waktu hingga 10 jam itu tidak sia-sia. Pasalnya kelelahannya itu terbayarkan dengan keindahan panorama perkebunan teh milik Unit Usaha Kayu Aro.
"Memang kami sebelumnya pada capek diperjalanan. Tapi setelah sampai kamu takjub sekali dengan keindahannya," kata Andi.
Di sana mereka juga mendapat penjelasan proses pemetikan teh dari Manajer Unit Usaha Kayu Aro PTPN6, Sulistyo.
Sulistyo menjelaskan kepada puluhan peserta bagaimana memetik pucuk daun teh yang unggul untuk menciptakan cita rasa khas teh dari perkebunan itu.
Setelah dari perkebunan teh, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan pabrik pengolahan teh milik Unit Usaha Kayu Aro PTPN6 di Kecamatan Kayu Aro Barat.
Para peserta SMN ketika tiba di pabrik pengolahan teh itu langsung disambut jajaran manajemen Unit Usaha Kayu Aro, yang kemudian mereka masuk ke pabrik untuk mendapatkan penjelasan detail proses tentang pengolahan.
Teh kayu aro yang dihasilkan dari pabrik tersebut merupakan teh terbaik Indonesia. Bahkan pada saat itu di zaman kolonial, teh Kayu Aro menjadi minuman Ratu Inggris dan Ratu Belanda.
Pabrik teh Kayu Aro tersebut merupakan pabrik peninggalan kolonial Belanda yang di bangun pada tahun 1925. Perusahaan Belanda yang pertama kali memproduksi teh di daerah itu adalah Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdam (NV HVA).
Dari tangan pemerintahan masa kolonial Belanda, kemudian setelah Indonesia merdeka pengelolaan perkebunan teh Kayu Aro beralih ke PT Perkebunan Nusantara VI.
Setelah dari pabrik, kemudian perjalanan mereka dilanjutkan dengan mengunjungi tempat pengolahan tebu di Desa Sungai Asam, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kerinci.
Di tempat pengolahan tebu milik petani mitra binaan PTPN6 itu, mereka melihat langsung pengolahan tebu yang dijadikan gula merah. Kunjungan tersebut dalam rangka menanamkan wawasan "enterpreunership" atau kewirausahaan bagi para peserta.
Di samping mendapatkan teori wawasan kewirausahaan, para peserta SMN itu juga diperlihatkan praktik pembuatan sejumlah produk usaha secara langsung, seperti pengolahan keripik kentang.
Selain mengunjungi tempat pengolahan produk unggulan yang menjadi mitra binaan PTPN6, mereka juga mengunjungi sejumlah destinasi wisata di daerah itu.
Sementara itu, PT Perkebunan Negara (PTPN) sebagai salah satu perusahaan BUMN yang memfasilitasi program tersebut, menyebutkan SMN adalah program yang membangun generasi yang berjiwa kebangsaan dan menjadi agen penerus bangsa.
"Jadi mereka diputar dari daerah satu ke daerah lain itu supaya mau belajar tentang Indonesia. Dan BHUN memfasilitasi mereka. Sehingga diharapkan mereka tumbuh dan bisa menjadi penerus bangsa," kata Direktur Utama Holding PTPN, Dolly Pulungan.***
BUMN Hadir- PTPN Holding fasilitasi peserta SMN Malut ke Unit Usaha Kayu Aro
Sabtu, 18 Agustus 2018 19:25 WIB