Jakarta (Antaranews Jambi) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengajak negara anggota ASEAN memanfaatkan ekonomi digital untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial di masing-masing negara.
"Negara ASEAN juga menghadapi kesenjangan kesejahteraan yang tercermin dalam angka gini ratio. Seluruh negara anggota ASEAN masih menghadapi tantangan untuk mengurangi gini ratio. Kita harus mempromosikan ekonomi digital sebagai salah satu cara untuk mengurangi gini ratio," katanya dalam World Economic Forum on ASEAN Start Ups di NCC, Ha Noi, Vietnam, Rabu, demikian siaran pers Kementerian Kominfo.
Rudiantara yang juga menjabat sebagai Dewan WEF Digital ASEAN Governor menyatakan peluang ekonomi digital bisa menjadi solusi untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
"Indonesia telah berhasil mengurangi (gini ratio) jadi 39 persen setelah sebelumnya selalu diatas 40 persen. Vietnam bisa sampai 37 persen," katanya.
Forum ASEAN Start-Ups bertema Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan yang dipandu Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia Profesor Klaus Schwab membahas mengenai Revolusi Industri ke-4 dan peran generasi berikutnya untuk merintis jalan melalui perubahan kebijakan.
Panel dibuka dengan fokus pada upaya pemerintah dalam membantu dan memfasilitasi pertumbuhan start-up digital. Dalam panel itu, Menteri Rudiantara menekankan kembali peran pemerintah sebagai fasilitator dan akselerator untuk mendorong perkembangan ekonomi digital.
"Kami selalu berupaya memfasilitasi bahkan melakukan akselerasi untuk mendorong kemunculan start-up digital. Jika ada yang bertanya bagaimana bisa mengembangkan start-up, saya jawab follow the money," katanya.
Selain Rudiantara, panelis lain yaitu Group Executive Director Lippo Group John Riady, Wakil Presiden Regional, Asia dan Pasifik International Finance Corporation (IFC) Nena Stoiljkovic, dan Chief Executive Officer (CEO) Sinar Mas Agribisnis dan Makanan Franky Oesman Widjaja.
Baca juga: Kemenkominfo terus kembangkan konektivitas ekonomi digital IoT
"Negara ASEAN juga menghadapi kesenjangan kesejahteraan yang tercermin dalam angka gini ratio. Seluruh negara anggota ASEAN masih menghadapi tantangan untuk mengurangi gini ratio. Kita harus mempromosikan ekonomi digital sebagai salah satu cara untuk mengurangi gini ratio," katanya dalam World Economic Forum on ASEAN Start Ups di NCC, Ha Noi, Vietnam, Rabu, demikian siaran pers Kementerian Kominfo.
Rudiantara yang juga menjabat sebagai Dewan WEF Digital ASEAN Governor menyatakan peluang ekonomi digital bisa menjadi solusi untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
"Indonesia telah berhasil mengurangi (gini ratio) jadi 39 persen setelah sebelumnya selalu diatas 40 persen. Vietnam bisa sampai 37 persen," katanya.
Forum ASEAN Start-Ups bertema Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan yang dipandu Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia Profesor Klaus Schwab membahas mengenai Revolusi Industri ke-4 dan peran generasi berikutnya untuk merintis jalan melalui perubahan kebijakan.
Panel dibuka dengan fokus pada upaya pemerintah dalam membantu dan memfasilitasi pertumbuhan start-up digital. Dalam panel itu, Menteri Rudiantara menekankan kembali peran pemerintah sebagai fasilitator dan akselerator untuk mendorong perkembangan ekonomi digital.
"Kami selalu berupaya memfasilitasi bahkan melakukan akselerasi untuk mendorong kemunculan start-up digital. Jika ada yang bertanya bagaimana bisa mengembangkan start-up, saya jawab follow the money," katanya.
Selain Rudiantara, panelis lain yaitu Group Executive Director Lippo Group John Riady, Wakil Presiden Regional, Asia dan Pasifik International Finance Corporation (IFC) Nena Stoiljkovic, dan Chief Executive Officer (CEO) Sinar Mas Agribisnis dan Makanan Franky Oesman Widjaja.
Baca juga: Kemenkominfo terus kembangkan konektivitas ekonomi digital IoT