Jambi, Antaranews Jambi - Delegasi Pemerintah Denmark itu dipimpin oleh Mr Morten Holm Van Donk yang merupakan Environmental Counsellor Kedutaan Denmark untuk Indonesia mengunjungi Kota Jambi salah satunya meninjau instalasi IRRC-WTE Pasar Talang Banjar.
Beberapa stakeholder dari negeri Denmark datang ke Kota Jambi seperti konsultan lingkungan dan perusahaan teknologi berbasis lingkungan, untuk melihat langsung sistem pengelolaan sampah organik ramah lingkungan yang ada di Kota Jambi.
"Indonesia dan Denmark dalam kurun waktu 3 tahun terakhir memiliki kerjasama dalam bidang lingkungan. Sebagai bagian dari kerjasama itu, disini kami ingin melihat langsung sistem pengumpulan dan pengolahan sampah organik," kata Morten Holm van Donk.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kota Jambi adalah salah satu dari 2 daerah yang melakukan hal itu di Indonesia. Pihaknya ingin melihat langsung dan mencari informasi detail dilapangan, bagaimana Kota Jambi melakukannya.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil peninjauan langsung di lokasi Pilot project Integrated Resource Recovery Center (IRRC) Waste to Energy (WTE) yang telah diresmikan oleh Wali Kota Jambi Januari lalu, dirinya dan delegasi Denmark lainnya mengakui telah belajar banyak hal tentang pengolahan sampah organik di Kota Jambi.
"Kami melihat banyak kesempatan dan berbagai tantangan kedepannya, bagaimana Kota Jambi bisa diajak kerjasama. Kami senang berada disini (Kota Jambi red.) karena pemerintahnya concern terhadap masalah lingkungan. Kami akan mengajak Kota Jambi dalam berbagai dialog lebih lanjut," katanya.
Mereka juga akan mengundang Kota Jambi dalam keanggotaan forum kerjasama Denmark-Indonesia. Level yang lebih tinggi antar pemerintah. Di sana akan membantu solusi selanjutnya untuk penyempurnaan apa yang ada disini (Kota Jambi red.).Denmark siap membantu dalam hal pertukaran pengetahuan,teknologi, dan kemitraan lingkungan lainnya.
Dalam kunjungan ke Kota Jambi itu, Mr. Morten Holm van Donk membawa beberapa stake holder yang akan membantu Pemerintah Denmark dalam mempelajari teknologi pengolahan sampah organik di Kota Jambi. diantaranya Mr. Rasmus Eisted, Senior Expert, Danish Environmental Protection Agency, Mr. Jan Erik Thrane, COO, Odense Renovation, Mr. Lars Ravn Nielsen, CEO, Gemidan Ecogi, Mr. Reno Munksgaard, Project Manager, Rambøll Denmark.
Kedatangan mereka disambut langsung oleh Sekda Kota Jambi Ir H Budidaya. Turut hadir mendampingi Sekda Kota Jambi, Kadis PUPR Kota Jambi H Fatri Suandri, Kadis Perindag Kota Jambi Komari, Kabag Kerjasama Setda Kota Jambi Mariani Yanti, Kabag Hukum Setda Kota Edriansyah dan jajaran Dinas LH Kota Jambi.
Ditempat yang sama, Sekretaris Daerah Kota Jambi Ir H Budidaya, mengungkapkan bahwa Pemerintah Denmark adalah salah satu negara penyandang dana yang sangat concern akan lingkungan.
"Mereka sebagai negara donor, sangat concern terhadap isu lingkungan. Mereka tertarik terhadap alasan UNESCAP (Badan PBB untuk masalah lingkungan), memberikan bantuan untuk Kota Jambi. Setelah mendapat informasi dari Kementerian Lingkungan Hidup, mereka cukup mengapresiasi dan ingin fact finding (meninjau langsung) ke Kota Jambi. Pada jamuan makan pagi tadi, mereka membicarakan komitmen untuk membantu Kota Jambi, jenisnya (bantuan red.) akan dibicarakan lebih lanjut," kata Budidaya.
Menurut Sekda Kota Jambi itu, Kota Jambi masih membutuhkan banyak bantuan dari pihak luar, khususnya dalam teknologi pengolahan sampah.
"Sudah banyak negara dan lembaga asing yang membantu Kota Jambi dalam mengatasi permasalahan lingkungan, sampah dan sanitasi. Saat ini yang ada baru Waste to Energy (WTE) UNESCAP, Sanitary Landfill TPA Talang Gulo dari KFW Jerman, Sewerage system UN Habitat. Kita butuh bantuan lainnya, antara lain transfer teknologi, salah satunya teknologi yang mereka (Denmark) punya.
Sekda Budidaya juga memaparkan program Waste to Energy bantuan dari UNESCAP, melalui Digester Anaerobic, alat pengubah sampah menjadi energi itu akan menimbulkan banyak manfaat. Selain mengurangi dan mengatasi permasalahan sampah dan menghasilkan energy (gas dan listrik), program tersebut juga akan mengurangi beban APBD, karena volume operasional pengelolaan sampah akan berkurang dengan sendirinya.
IRRC-WTE sejatinya merupakan project hibah dari UNESCAP (United Nations Environmet and Commision for Asia and the Pacific) yang bermitra dengan UCLG-ASPAC (United Cities And Local Governments Asia Pasific). Project tersebut dilaksanakan di dua lokasi, yaitu di Kota Jambi dan Kabupaten Malang.
Tujuan utamanya adalah menjadikan Kota Jambi sebagai percontohan dalam mengelola masalah sampah secara modern, berbiaya rendah (murah), ramah lingkungan, berpihak kepada masyarakat miskin, dan bernilai ekonomis bagi masyarakat. Manajemen pengolahan limbah yang ada di Kota Jambi ini memiliki manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat sekitar, berupa energi gas dan listrik yang dapat dimanfaatkan masyarakat secara cuma-cuma.***Humas