"TNI dan Polri satu, dalam arti sama-sama menjadi alat negara untuk menjaga negara dari berbagai ancaman," kata Wiranto, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan pasca peristiwa di Ciracas, soliditas TNI-Kepolisian Indonesia tidak perlu terganggu karena kerusuhan tersebut terjadi karena oknum, bukan atas nama institusi.
Menurut dia, masing-masing institusi memiliki komandan dan kalau ada oknum yang mengingkari soliditas dan bersatunya keduanya, maka harus ditindak.
"Jangan ada pengertian seakan-akan Polri-TNI tidak satu, itu tidak benar. Itu adalah suara yang ingin negeri kita tidak aman," ujarnya.
Wiranto juga meminta agar kasus di Ciracas itu diusut tuntas dan ditindak melalui mekanisme hukum yang ada.
Sebelumnya, Kantor Polsek Ciracas diamuk kalangan massa, Selasa (11/12); diduga akibat aksi pengeroyokan dua anggota TNI oleh tukang parkir di pertokoan Arundina, Jakarta Timur.
Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Timur sudah membentuk tim khusus memburu massa yang mengamuk di Polsek Ciracas, tim berasal dari Polri dan belum melibatkan TNI.
Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan institusinya masih dalam penyelidikan untuk mengidentifikasi pelaku.