Jambi (Antaranews Jambi) - Dua kuntum bunga bangkai (Amorphophallus pae o ni i folius) ditemukan tumbuh di komplek percandian Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Rabu.
"Iya itu bunga bangkai," kata tokoh pemuda Desa Muaro Jambi, Abdul Haviz saat ditanya jenis bunga itu.
Dua kuntum bunga bangkai di komplek percandian Muarajambi itu ditemukan tumbuh secara berdekatan disebuah kebun duku dan durian milik Abdul Haviz.
Bunga bangkai yang masih kecil atau yang memiliki tinggi sejengkal tangan dewasa itu tumbuh di sela pohon durian dan duku yang tidak jauh dari bangunan Candi Astano.
Namun bunga bangkai yang tumbuh tersebut tidak mengeluarkan bau busuknya yang menyengat atau tidak sekuat kerabatnya seperti bungai bangkai raksasa.
"Orang lokal sini menyebutnya bunga 'kerubut' karena kalau tumbuh sering dikerubutin serangga dan lalat-lalat," kata Abdul Haviz yang biasa disapa akrab Ahok itu.
Keberadaan spesies bungai bangkai itu jarang diketahui oleh pengunjung candi sehingga saat tumbuh pun keberadaannya cukup terjaga.
Sementara itu, pada musim libur natal dan menjelang akhir tahun ini banyak pengunjung yang berwisata ke komplek percandian muarajambi yang merupakan komplek percandian terluas di Asia Tenggara.
Saat memasuki akhir tahun pengunjung juga bisa menikmati buah durian yang dijajakan oleh penduduk setempat. Setelah musim durian kemudian akan tiba musim buah duku yang mulai masak.
Sedangkan sejarah kawasan Percandian Muarajambi yang terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi itu, merupakan rangkaian keberadaan Suarnadwipa atau pulau emas.
Situs Purbakala Kompleks Percandian Muarajambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara, dengan memiliki luas 3.981 hektar yang tersebar dalam delapan desa, termasuk desa terdekat adalah Desa Muarojambi.