Jakarta (Antaranews Jambi ) - Badan Meteorologi, Klomatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat tetap tenang namun mewaspadai peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau menyusul peningkatan status gunung api itu dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) mulai Kamis pukul 06.00 WIB.
"Mohon masyarakat tetap tenang dan waspada, serta terus memonitor perkembangan informasi kami melalui Aplikasi Mobile Phone Info BMKG serta Aplikasi Magma Indonesia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Jakarta, Kamis.
Ia menyampaikan imbauan itu sehubungan informasi Badan Geologi mengenai peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Level II ke Level III serta peringatan kewaspadaan potensi tsunami di wilayah Pantai Selat Sunda dalam radius 500 meter hingga satu kilometer.
"Perkembangan lanjut status kewaspadaan ini masih terus kami pantau dan akan kami informasikan dalam waktu 24 jam ke depan," kata dia.
Peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperluas zona berbahaya dari dua kilometer menjadi lima kilometer serta meminta warga dan wisatawan melakukan aktivitas di dalam radius lima kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau.
Data PVMBG menunjukkan Gunung Anak Krakatau aktif kembali dan memasuki fase erupsi mulai Juli 2018. Erupsi selanjutnya berupa letusan-letusan Strombolian, letusan yang disertai lontaran lava pijar dan aliran lava pijar yang dominan mengarah ke tenggara.
Pada 22 Desember gunung itu mengalami erupsi namun skalanya kecil jika dibandingkan dengan erupsi periode September-Oktober. Menurut hasil analisis citra satelit, lereng barat-baratdayanya longsor dan longsorannya masuk ke laut. Longsoran itu diduga berkaitan dengan tsunami yang melanda kawasan Selat Sunda.
Sejak 22 Desember, petugas mengamati adanya letusan tipe Surtseyan, yaitu aliran lava atau magma yang keluar dan mengalami kontak langsung dengan air laut. Ini berarti debit volume magma yang dikeluarkan meningkat dan lubang kawah membesar. Kemungkinan ada lubang kawah baru yang dekat dengan ketinggian air laut.
Sejak itu letusan berlangsung tanpa jeda. Gelegar suara letusan terdengar beberapa kali per menit. Dan saat ini aktivitas letusan masih berlangsung secara menerus, berupa letusan Strombolian disertai lontaran lava pijar dan awan panas. Pada Rabu (26/12) terpantau letusan berupa awan panas dan Surtseyan. Awan panas mengakibatkan hujan abu.
Dengan angin dominan mengarah ke baratdaya, abu vulkanik menyebar ke baratdaya ke laut, dan adanya beberapa lapisan angin pada ketinggiaan tertentu mengarah ke timur menyebabkan hujan abu vulkanik tipis jatuh di Kota Cilegon dan sebagian Serang pada 26 Desember pukul 17.15 WIB.
Pengamatan Gunung Anak Krakatau menunjukkan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau masih berlangsung, dengan tremor menerus beramplituda 8-32 milimeter (dominan 25 milimeter).***
Status Gunung Anak Krakatau meningkat jadi siaga
Kamis, 27 Desember 2018 12:03 WIB