Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengenalkan Inisiatif Nomor Merah Putih, yakni program untuk mendukung petani kelapa sawit mandiri skala kecil yang berkelanjutan di seluruh Indonesia, dalam rangkaian World Economic Forum (WEF) 2020 di Davos, Swiss.
"Ini saya pikir sangat penting bagi kami, kami memiliki 14 juta hektare lahan sawit, 41 persen dimiliki oleh petani sawit skala kecil, ini juga bagian dari SDG's. Sebagian besar kelapa sawit ini berada di daerah pedesaan, di Kalimantan, Sulawesi dan beberapa lainnya di Papua. Pemerintah akan selalu melindungi para petani sawit terutama yang skala kecil," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar dunia. Selain itu, dari industri kelapa sawit, Indonesia bisa mengurangi tingkat kemiskinan.
"Dari 41 persen yang dimiliki oleh petani kecil, saya kira itu mengurangi angka kemiskinan di Indonesia, dan itu karena kelapa sawit. Ketika minyak sawit turun dua tahun lalu, itu juga membawa masalah pada petani kelapa sawit skala kecil," tambahnya.
Karena itu melalui Inisiatif Nomor Merah Putih ini pula, Luhut menyatakan akan terus menerapkan diplomasi perdagangan yang "agresif", tetapi dengan tetap mengedepankan dialog dan yang tidak kalah penting adalah prinsip berkesinambungan dalam sektor kelapa sawit.
Perkebunan kelapa sawit harus tetap memperhatikan aspek lingkungan agar menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan, beragam upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, diantaranya dengan jalan moratorium dan penanaman kembali dan menumbuhkan plasma-plasma hingga mencapai 5-6 ton per hektare.
"Dan satu hal penting, setiap kebijakan yang kami keluarkan tidak akan mengorbankan lingkungan, pemerintah Indonesia tidak akan membuat kebijakan yang merusak lingkungan untuk generasi mendatang dan para cucu-cucu kita semua," tegasnya.