Jambi (ANTARA) - Produksi bawang putih di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di sentra hortikultura Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi berperan memasok pasar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan kepada impor.
Taat Subagia, petani bawang putih Poktan Argo Tani Desa Mekar Jaya, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci berhasil melakukan panen bawang putih varietas bawang putih Lumbuh Hijau.
Petani itu panen di lahan seluas satu hektare pada hari Rabu tanggal 3 Juni 2020.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian yang telah memberi bantuan bibit bawang putih dan sarana pendukung lainnya seperti mulsa, pupuk serta pestisida,” kata Taat.
Ikut hadir dalam kegiatan panen tersebut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci, Radium Halis dan penyuluh pertanian Kecamatan Kayu Aro, Heri. Radium Halis sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan kepada petani.
“Pemanfaatan bantuan bawang putih dari pemerintah alhamdulillah dimanfaatkan dengan baik oleh petani. Dengan luas lahan satu hektare bisa menghasilkan produksi 7 ton bawang basah sedangkan bawang kering bisa mencapai 3,5 ton panen. Semoga petani semakin sejahtera.” Kata Radium Halis.
Sementara itu penyuluh pertanian Kecamatan Kayu Aro juga ikut memberikan pandangannya terhadap panen bawang putih ini.
”Kami selaku penyuluh tetap semangat dalam mendampingi petani agar sejahtera walaupun harga naik turun. Ke depannya program ini akan terus berkelanjutan. Saat ini harga bawang lokal Rp. 20.000, sedangkan dengan adanya COVID-19 ini bawang putih impor yang masuk menjelang lebaran kemarin harganya berkisar Rp30.000 hingga Rp35.000” jelas Heri.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto memberikan tips cara menghasilkan bawang putih yang berukuran besar.
Yang pertama, petani harus menggunakan benih dari siung yang berukuran besar dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm. Gunakan pupuk organik dan pupuk kimia sesuai rekomendasi dan jangan sampai kekurangan air. Berhati – hati dengan peredaran benih palsu bawang putih.
“Terakhir petani harus terus berkonsultasi dan berkomunikasi intensif dengan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian untuk menghindari kegagalan panen dan berproduksi. Semoga bawang putih nasional kembali berjaya,” kata Prihasto.
Bertani khususnya tanaman hortikultura butuh modal besar dan juga teknologi yang intensif. Ilmu dan teknologi dari petugas pertanian terutama penyuluh dan petani memiliki manfaat mendukung pengalaman yang sudah dimiliki dalam budidaya bawang putih. Dan Taat Subagia bisa membuktikan bahwa dia memiliki masa keemasan pada saat sekarang ini dalam budidaya bawang putih.
Kementerian Pertanian dalam hal ini Direktorat Jenderal Hortikultura berkomitmen untuk menjaga stabilitas pangan nasional. Peran itu terus dilakukan sebagaimana amanat undang – undang. Ada beberapa komoditas pertanian yang masih banyak ketersediaan pangan Indonesia ditutupi dari impor.
Untuk itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap komoditas tersebut terus diproduksi untuk mengurangi ketergantungan pada impor seperti halnya bawang putih.
“Kita tidak mengharamkan impor, tetapi kita harus mampu mengurangi ketergantungan tersebut dengan lebih banyak memproduksi,” kata menteri.
Mengenai kelangkaan dan kenaikan harga bawang putih beberapa waktu lalu, menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) Kementerian Pertanian akan mendorong bersama Kementerian lain agar mengambil sebuah sikap.
”Walaupun sebenarnya tugas Kementan mempersiapkan produksi. Produksi sudah siap, bagaimana supply and demand, bukan hanya Kementan perlu juga pihak lain termasuk Gubernur dan Bupati,” tutup SYL. (WN).
Petani bawang putih di Kerinci panen ikut berperan kurangi ketergantungan impor
Jumat, 5 Juni 2020 16:48 WIB