Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih berpotensi mengancam dan akan terjadi hingga akhir tahun.
Karena itu, masyarakat perlu terus waspada terhadap berbagai potensi dampak cuaca ekstrem, seperti longsor, banjir bandang dan banjir di berbagai wilayah Indonesia.
Dwikorita menjelaskan potensi cuaca buruk tidak hanya diprakirakan terjadi di wilayah Sulawesi Selatan. Provinsi lain juga diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan dapat disertai angin kencang.
Baca juga: BMKG: Intensitas hujan daerah rawan karhutla mulai rendah
Baca juga: Dua jenazah korban banjir bandang Lutra kembali ditemukan
Di antaranya, Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Riau, Lampung, Jabar, Jabodetabek, Kaltara, Jambi, Sumsel, Banten, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Kaltara, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Papua Barat dan Papua pada 17 Juli.
Sedangkan pada 18 Juli kondisi yang sama berpotensi terjadi di Aceh, Sumbar, Sumsel, Kepulauan Babel, Lampung, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Sumut, Jambi, Bengkulu, Jabar, Kaltara, Papua, dan Papua Barat.
"Daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Sumsel, Bengkulu, Sumbar, Sumut bagian Barat hingga Aceh, serta memanjang dari Papua bagian Tengah, hingga pesisir Barat Papua Barat. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di sepanjang daerah tersebut," kata Dwikorita.
Sementara itu Kepala Pusat Meteorologi Publik, Fachry Rajab, menjelaskan untuk wilayah Kabupaten Luwu, atau Sulawesi Selatan umumnya, dalam tujuh hari ke depan yaitu 17-24 Juli, diprakirakan masih akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.*
Baca juga: 500 kepala keluarga di Konawe mengungsi akibat banjir
Baca juga: BMKG: Banjir bandang di Luwu Utara disebabkan hujan lebat