Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan intensitas curah hujan sejumlah daerah di Tanah Air yang rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai rendah.
Selain empat daerah itu, BMKG juga melihat intensitas curah hujan di Kalimantan Utara juga mulai menurun walaupun belum masuk musim kemarau yaitu sekitar 50 milimeter.
Untuk Sumatera juga mulai berkurang walaupun ada yang belum masuk musim kemarau tapi sudah mulai mengarah ke sana, di antaranya Riau terutama bagian barat curah hujannya rata-rata 10 hingga 20 milimeter dalam 10 hari.
Baca juga: BMKG prakirakan curah hujan di Yogyakarta turun signifikan pada Juli
Baca juga: BMKG: Curah hujan di Banjarnegara rendah sepanjang Juni
"Termasuk juga Jambi yang bagian utara curah hujannya rendah pada awal Juli kemarin," katanya.
Selain itu, Sumatera Selatan bagian barat tepatnya perbatasan Provinsi Lampung dan Bengkulu intensitas hujannya juga rendah, kata dia.
"Itu yang kami pantau berdasarkan data curah hujan yang masuk di awal Juli," katanya.
Namun, ujar dia, terdapat sejumlah daerah hingga awal Juli 2020 intensitas curah hujannya masih cukup tinggi. Beberapa daerah itu di antaranya Kalimantan Barat, sebagian besar Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan sebagian besar Kalimantan Selatan masih banyak hujannya.
Bahkan, di Kalimantan Barat intensitas curah hujan yakni sekitar 150 milimeter hingga 200 milimeter selama 10 hari. Tidak hanya Sumatera dan Kalimantan, intensitas curah hujan di Papua juga masih bervariasi. Sebagai contoh Papua Barat dan Papua bagian tengah curah hujan masih tinggi yaitu sekitar 150 milimeter.
Sementara, Papua Barat bagian timur curah hujannya cukup rendah yaitu sekitar 20 hingga 50 milimeter. Kondisi yang sama juga terjadi di sekitar Jayapura 10 hingga 20 milimeter dalam 10 hari.*
Baca juga: BMKG prediksi hujan guyur Pulau Bintan hingga sepekan
Baca juga: Banjir akibat curah hujan tinggi rendam dua desa di Simeulue Aceh