Jambi (ANTARA) - Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu (BKIPM) Provinsi Jambi menyatakan, pengiriman udang kipas melalui BKIPM dalam dua bulan terakhir alami peningkatan dimana pengiriman Udang Kipas tersebut di dominasi pengiriman udang ke Jakarta.
Kasi Pengawasan, Pengendalian, Data dan Informasi (Wasdalin) BKIPM Jambi Paiman di Jambi, Jumat menyatakan pada Agustus 2020 terdapat 346 kali pengiriman dengan jumlah 465.840 ekor udang yang dikirim. Pada September terdapat 377 kali pengiriman dengan jumlah 486.310 ekor udang yang dikirim.
Pengiriman udang kipas tersebut tergantung pada Pengepul di Jakarta yang akan mengekspor udang ke luar negeri. Jika pengiriman ke luar negeri lancar, maka pengiriman udang di Jambi juga akan lancar.
"Untuk pengiriman udang lancar, sempat alami penurunan di awal awal masa pandemi COVID-19, namun saat ini sudah berangsur normal," katanya.
Sementara itu Harga jual Udang Kipas di tingkat nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi turun drastis, dari Rp120 ribu per ekor turun menjadi Rp40 ribu per ekor.
"Sudah hampir dua pekan harga Udang Kipas ini turun, kondisi ini sangat berdampak terhadap pendapatan nelayan," kata Nelayan Udang Kipas di Tanjab Barat Efendi.
Rendahnya harga jual udang tersebut sangat berdampak terhadap pendapatan nelayan. Hal itu dikarenakan pendapatan nelayan tersebut sangat bergantung dari harga jual udang tersebut.
Dijelaskan Efendi, jika harga udang Rp40 ribu dan nelayan mendapatkan 10 ekor udang, pendapatan sehari itu hanya Rp400 ribu. Sementara jika harga Udang Rp80 ribu saja per ekor pendapatan nelayan sudah Rp800 ribu.
"Pendapatan tersebut bukan pendapat bersih, di potong lagi dengan biaya operasional, kita tidak tahu kenapa harga udang ini turun, informasi dari gudang stock udang di Jakarta masih banyak," katanya.