Jambi (ANTARA) - Rumah Madu Hutan Jambi menjadi UMKM Jambi yang kini mampu mengekspor komoditas itu ke luar negeri sejak awal 2021.
Pemilik Rumah Madu Hutan Jambi, Candralela di Jambi, Jumat (19/3), mengatakan usaha madu yang digelutinya sejak tahun 2008 ini resmi mengekspor madu produksinya ke Singapura sejak 2021 ini. Tak tanggung-tanggung, permintaan madu untuk ekspor keluar negeri tembus 60 ton per tahun.
“Sebanyak5 ton per bulan untuk pengiriman keluar negeri,” terang Candralela .
Sebelum melakukan produksi sendiri, awalnya Candralela mengepul madu hutan dari hasil pemanjat madu sialang di Jambi. Saat itu harga madu dari pemanjat masih dikisaran Rp7.500 perkilogram. Mengingat kesadaraan masyarakat untuk mengkonsumsi madu saat itu masih rendah, Candralela memiliki misi untuk menjadikan madu sebagai oleh-oleh Jambi.
“Sengaja madu brand Jambi sebagai oleh-oleh, penjualannya masih nitip ke store lain. Mulai dari nitip puluhan botol hingga sekarang mampu ratusan botol per bulan untuk satu toko,” terangnya saat ditemui di Rumah Madu Hutan Jambi dikawasan Pasir Putih Kota Jambi.
Tahun 2015 lalu, menjadi awal Candralela melakukan produksi madu sendiri. Saat musibah kabut asap menimpa Jambi, saat itu pula ketersediaan madu hutan sialang berkurang. Candralela harus memutar otak bagaimana agar stok madu terus tersedia sebab permintaan akan madu semakin banyak.
“Dulu waktu saya masih main di madu hutan sialang, stok saya bisa 24 ton, karena kabut asap stok jadi kosong hampir 1,5 tahun stok madu sialang kosong. Saat musibah asap itu datang saya jadi mikir bagaimana ini bisnis harus terus berjalan karena permintaan banyak inilah awal saya memperkenalkan 'black honey' dan madu karet kepada masyarakat Jambi,” ungkapnya.
Candralela menuturkan, saat ini dirinya memproduksi madu dari lebah Mellifera dan Kelulut. Dua jenis lebah ini menurutnya menjadi lebah yang memiliki kualitas madu terbaik.
“Seiringnya waktu itu saya terus belajar mengenai dunia perlebahan, bagaimana beternaknya hingga bisa menghasilkan madu terbaik. Karena beternak madu tidak sembarangan ada standar managemen pemanenannya juga, edukasi ini juga saya ajarkan kepada pemanjat madu sialang kala itu,” katanya.
Madu yang kini diekspor ke Singapura dikatakannya adalah madu produksi sendiri. Sampai saat ini rumah produksinya sudah mampu memproduksi madu hingga 7 ton. Dari jumlah tersebut 5 ton untuk permintaan luar negeri sedangkan selebihnya digunakan untuk permintaan dalam negeri.
“Permintaan madu dalam negeri memang masih sedikit,” ujarnya.
Selama pandemi 2020, permintaan madu dari rumah madu hutan Jambi diakuinya mengalami peningkatan. Pada awal tahun 2020 produksi madu miliknya hanya 1 ton per bulan, naik drastis selama pandemi.
Sebetulnya pengiriman madu miiliknya sudah sejak lama dilakukan melalui resellernya, namun saat itu pembelian hanya secara retail.
“Dari dulu sudah ada reseller yang kirim ke luar Malaysia namun pembelian masih sedikit hitungan kilo,”tambahnya.