Jambi (ANTARA) - Sejumlah pelaku aktivitas Pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Merangin semakin berkurang dan mulai beralih profesi menjadi pembudidaya lebah madu yang bisa menghasilkan madu dalam nilai ekonomis yang cukup baik.
"Seperti di Desa Muaro Panco Barat, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin dimana sebelumnya, masyarakat disana awalnya bergantung hidup dengan menjadi pekerja Peti namun setelah ada larangan kini mereka beralih menjadi pembudidaya lebah madu alam yang dibantu permodalannya dari Pemerintan daerah dan kepolisian," kata Kapolres Merangin AKBP Irwan Andy Purnamawan melalui keterangan tertulisnya yang diterima, Senin.
Melalui program ternak atau budidaya lebah madu yang menghasilkan madu tersebut, dahulu alam telah gersang dan rusak namun saat ini kembali asri nan hijau. Pepohonan kembali hidup berdampingan menjadi inti sari makanan para lebah.
"Program Polres Merangin yang bertajuk Pokdar Kamtibmas Madu (Mandiri antisipatif peduli lingkungan) ini berhasil mengubah pandangan masyarakat yang dulunya menjadi penambang PETI, kini justru berbondong-bondong ingin menjadi pembudidaya atau penghasil madu karena nilai ekonominya yang lumayan," kata Irwan Andy.
Sementara itu Ketua kelompok Tani Tanah Merah Desa Muaro Ponco Barat, Zulkifli mengatakan pendapatan masyarakat di daerahnya bergantung dengan alam salah satunya akstivitas PETI namun dengan adanya operasi atau razia dan larangan pemerintah akhirnya warga menyadari, dampak yang didapatkan kerusakan alam akan terjadi maka dari itu masyarakat sangat tertarik dengan solusi dari Polres Merangin.
"Awal-awalnya kami hanya mencoba, Alhamdulillah saat ini kami bisa ternak lebah dan menghasilkan madu dan secara tidak langsung juga mulai melestarikan alam di sekitarnya," kata Zulkifli yang dulunya juga pernah menjadi pekerja Peti itu.
Saat ini warga sangat berterima kasih kepada Kapolres Merangin yang turun langsung memberikan bantuan 10 kotak lebah madu beserta koloni lebahnya. Kini, lebah madu tersebut telah berkembang biak secara alami hingga menjadi 23 kotak koloni lebah madu.
"Dari bantuan kemarin, kami dapat nambah dan lebah liar juga masuk dan berkembang biak membesarkan koloninya yakni madu kelenceng/kelulut dan kami berharap ternak lebah madu ini bisa berkembang lagi lebih besar," kata Zulkifli.
Menariknya lebah-lebah liar kini ikut untuk diternak dan diperkirakan satu kotak koloni lebah dapat menghasilkan sekitar satu liter madu yang ditaksir harga sekitar Rp1 juta perliter dan mudah-mudahan ini nanti dapat dipanen tepat waktu.
Sementara itu, Kapolres Merangin AKBP Irwan Andy Purnamawan mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi terhadap warga yang pernah beraktivitas PETI untuk beralih profesi menjadi peternak madu salah satunya masyarakat di Desa Desa Muaro Panco Barat, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin.
Kapolres juga melihat perkembangan ternak madu ini berkembang dengan cepat dan hasilnya cukup memuaskan. Namun untuk panen kurang lebih diperkirakan tiga bulan lagi. Sesuai dengan jadwal, panen lebah madu ini sekitar 6 -7 bulan dan ternyata setelah diberikan beberapa koloni lebah madu kepada masyarakat, dapat menarik koloni lebah madu yang lainnya sehingga jumlahnya terus bertambah.
Program ini nantinya akan terus dievaluasi dan akan berkoordinasi dengan Pemda setempat. Apabila ada lokasi, agar dapat dimanfaatkan untuk beternak lebah guna melestarikan kembali alam yang hijau dan hidup berdampingan menjadi sari makanan para koloni lebah tersebut.