Jambi (ANTARA) - Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) Jambi mendesak Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jambi untuk meninjau kembali atau melakukan revisi atas besaran insentif yang diberikan kepada atlet-atlet yang akan berlaga pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
"Bagaimana mau meraih prestasi di PON Papua, saat ini saja atlet Jambi hanya dibayar insentifnya sebesar Rp50.000 per hari dan dipotong pajak, sehingga yang diterima atlet hanya Rp47.500 per hari," kata Sekretaris Umum Pengprov Perserosi Jambi Irawadi Kopli di Jambi, Sabtu.
Menurut dia, insentif sebesar Rp50.000 per hari untuk atlet yang melaksanakan pemusatan latihan terlalu kecil. Itupun atlet tidak menerima secara penuh, hanya Rp47.500 karena harus dipotong pajak.
Terkait itu, pihaknya pun meminta agar Dispora Provinsi Jambi meninjau kembali besaran insentif bagi atlet yang saat ini menjalani pemusatan latihan untuk persiapan PON.
"Uang Rp50.000 untuk atlet rasanya seperti apa. Masa atlet yang akan mengharumkan nama Jambi cuma dihargai segitu. Jadi besaran insentif ini perlu ditinjau ulang," ujar Irawadi Kopli.
Dengan kondisi tersebut, ia mengatakan sulit untuk menargetkan medali kepada atlet. Kopli menyebutkan agar atlet bisa tampil maksimal di PON nanti, maka semuanya harus dipersiapkan dengan baik dari segi fisik, gizi maupun teknik.
"Bicara target, artinya kita bicara program. Kalau targetnya emas, tentu atlet harus digenjot, namun dengan Rp50.000 untuk atlet dan Rp100.000 untuk pelatih per hari, bagaimana mau digenjot program latihannya, karena dikhawatirkan akan jatuh sakit," pungkas Kopli yang saat ini juga menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PB Porserosi.
"Tidak usahlah kita bicara tentang DKI Jakarta, Jawa Barat, atau Jawa Timur, Bengkulu provinsi tetangga Jambi saja memberikan uang insentif atletnya sebesar Rp150.000 per hari dan pelatihnya juga sama dengan atletnya," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan persiapan atlet juga terkendala aturan hanya boleh melakukan try out atau uji coba ke Jakarta, namun Jika uji coba dilakukan di daerah lain, maka biayanya ditanggung sendiri oleh pengurus cabang olahraga.
Selain itu, ia juga mendapat informasi jika besaran bonus yang disiapkan untuk peraih medali di PON Papua tidak mengalami peningkatan, tetap sama seperti bonus PON XIX/2016 Jawa Barat, yakni Rp250 juta untuk medali emas, Rp150 juta untuk medali perak dan Rp75 juta untuk medali perunggu.
"Jadi, kendala kita ada di dana pembinaan. Birokrasinya tidak bisa fleksibel," tegas Irawadi Kopli.