Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap kasus penularan COVID-19 di Indonesia tidak seperti fenomena gunung es atau iceberg phenomenon yaitu laporan resmi jumlah kasus tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya di masyarakat.
Wapres mendorong pelacakan (tracing) dan pengetesan (testing) lebih luas kepada masyarakat, sehingga antisipasi dan perawatan kepada yang terpapar COVID-19 dapat segera dilakukan.
Wapres meminta masyarakat yang melakukan kontak erat dengan orang terpapar COVID-19 untuk melakukan testing dan menjalankan isolasi guna mencegah penularan.
Baca juga: Wapres ajak ulama bersama Pemerintah dukung PPKM darurat
Baca juga: Jubir sebut Wapres tidak marah dijuluki "The King of Silence"
"Ini banyak juga yang belum mau di-testing, belum mau juga yang divaksin. Masih banyak juga yang kalau pun sudah tahu positif COVID-19, tapi belum mau isolasi. Ini hal-hal yang terjadi di masyarakat," tutur-nya.
Oleh karena itu, Wapres mengatakan pemberlakuan pengetatan kegiatan masyarakat yang ditetapkan Pemerintah bertujuan untuk menekan angka penularan COVID-19.
"Pemerintah melakukan pengetatan-pengetatan, termasuk juga pengetesan yang masif dan tracing supaya jangan sampai yang terkena COVID-19, yang positif, itu dia berkeliaran kemana-mana dan tidak terisolasi," ujarnya menegaskan.
Wapres mengajak para ulama dan para tokoh agama Islam untuk bersama-sama dengan Pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19, salah satunya dengan mendukung pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa-Bali.
"Saya ingin mengajak sahabat-sahabat semua, para kiai, para ulama, para habib untuk bersama-sama dengan Pemerintah menanggulangi bahaya COVID-19 yang demikian besar dan dahsyat," ujarnya.