Wisata olahraga dongkrak wisata di lingkungan sekitar
Sabtu, 4 September 2021 14:08 WIB
Jakarta (ANTARA) - Gelaran olahraga di suatu daerah bisa memacu perkembangan lingkungan wisata di sekitarnya, termasuk Sirkuit Mandalika di Nusa Tenggara Barat yang akan jadi tuan rumah seri penutup musim World Superbike pada 12-14 November 2021 dan MotoGP pada 11-13 Februari 2022.
Chief Strategic and Communication Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Happy Harinto, kepada ANTARA mengatakan persiapan terus berlangsung untuk menyambut ajang balap motor bergengsi itu. Sarana dan prasarana masih dipersiapkan untuk mendukung acara tersebut, termasuk pembangunan akomodasi hotel berbintang.
"Memang nanti seiring dengan adanya MotoGP pasti akan berkembang (pariwisata di sekitar Mandalika), sooner or later," kata Happy kepada ANTARA, dikutip Sabtu.
Dengan adanya perhelatan dunia ini, Lombok semakin berbenah agar bisa menerima berbagai wisatawan dari banyak tempat hingga orang-orang yang ingin menonton ajang balap motor tersebut.
"Kalau sekarang akomodasinya masih dianggap belum memadai, pelan-pelan Lombok akan berbenah," katanya.
Acara olahraga, yang merupakan salah satu alasan orang untuk berwisata, bakal memberikan dampak positif terhadap kawasan di sekitar Mandalika, termasuk pulau Bali.
"Ini impact-impact luar biasa buat industri pariwisata," katanya.
Dia mencontohkan sirkuit Buriram di Thailand yang jaraknya sekitar 400 km dari kota Bangkok. Meski jauh, orang-orang juga tetap datang ke sirkuit tersebut, terutama mereka yang merupakan penggemar motor.
Dia meyakini hal yang sama bakal terjadi di Indonesia yang memiliki ribuan pencinta motor dalam komunitas motor. Meski pembangunan akomodasi, khususnya hotel-hotel, di Mandalika belum rampung seluruhnya, dia optimistis gelaran balap motor ini tetap bakal menarik peminat.
"Bisa saja mereka traveling ke Mandalika, buat mereka penginapan bukan isu besar, mereka bisa kemping, hangout di mana saja, pilih homestay untuk menginap. Selebihnya nonton (ajang balap motor) dan wisata, menjelajahi wilayah Mandalika."
Pada 1 September 2021, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menyatakan harapannya agar pemerintah segera mengeluarkan regulasi terkait izin kehadiran penonton dalam gelaran World Superbike dan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Menurut Badan Pariwisata Dunia (UNWTO), pariwisata olahraga adalah salah satu jenis pariwisata yang tumbuh paling cepat. Di Indonesia, wisata jenis ini tumbuh 6 persen per tahun dengan nilai 600 miliar dolar AS atau berkontribusi 25 persen dari total penerimaan industri perjalanan dan pariwisata nasional, berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pemuda Indonesia untuk menghadirkan kegiatan wisata olahraga berbasis kearifan lokal agar daya tarik bukan cuma dari destinasi, tetapi juga budaya setempat sehingga mampu membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja.
Pada Juli lalu, Sandiaga menuturkan wisata olahraga merupakan tren pariwisata baru yang memiliki pasar cukup besar. Di Indonesia, pertumbuhannya bisa mencapai hampir Rp18,790 triliun sampai dengan tahun 2024. Pandemi COVID-19 turut berperan dalam mengubah tren pariwisata di mana wisatawan lebih tertarik untuk mengikuti tur yang skalanya kecil dengan aktivitas di luar ruangan, didorong oleh meningkatnya kepedulian wisatawan terhadap kesehatan, kebersihan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan.
Chief Strategic and Communication Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Happy Harinto, kepada ANTARA mengatakan persiapan terus berlangsung untuk menyambut ajang balap motor bergengsi itu. Sarana dan prasarana masih dipersiapkan untuk mendukung acara tersebut, termasuk pembangunan akomodasi hotel berbintang.
"Memang nanti seiring dengan adanya MotoGP pasti akan berkembang (pariwisata di sekitar Mandalika), sooner or later," kata Happy kepada ANTARA, dikutip Sabtu.
Dengan adanya perhelatan dunia ini, Lombok semakin berbenah agar bisa menerima berbagai wisatawan dari banyak tempat hingga orang-orang yang ingin menonton ajang balap motor tersebut.
"Kalau sekarang akomodasinya masih dianggap belum memadai, pelan-pelan Lombok akan berbenah," katanya.
Acara olahraga, yang merupakan salah satu alasan orang untuk berwisata, bakal memberikan dampak positif terhadap kawasan di sekitar Mandalika, termasuk pulau Bali.
"Ini impact-impact luar biasa buat industri pariwisata," katanya.
Dia mencontohkan sirkuit Buriram di Thailand yang jaraknya sekitar 400 km dari kota Bangkok. Meski jauh, orang-orang juga tetap datang ke sirkuit tersebut, terutama mereka yang merupakan penggemar motor.
Dia meyakini hal yang sama bakal terjadi di Indonesia yang memiliki ribuan pencinta motor dalam komunitas motor. Meski pembangunan akomodasi, khususnya hotel-hotel, di Mandalika belum rampung seluruhnya, dia optimistis gelaran balap motor ini tetap bakal menarik peminat.
"Bisa saja mereka traveling ke Mandalika, buat mereka penginapan bukan isu besar, mereka bisa kemping, hangout di mana saja, pilih homestay untuk menginap. Selebihnya nonton (ajang balap motor) dan wisata, menjelajahi wilayah Mandalika."
Pada 1 September 2021, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menyatakan harapannya agar pemerintah segera mengeluarkan regulasi terkait izin kehadiran penonton dalam gelaran World Superbike dan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Menurut Badan Pariwisata Dunia (UNWTO), pariwisata olahraga adalah salah satu jenis pariwisata yang tumbuh paling cepat. Di Indonesia, wisata jenis ini tumbuh 6 persen per tahun dengan nilai 600 miliar dolar AS atau berkontribusi 25 persen dari total penerimaan industri perjalanan dan pariwisata nasional, berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pemuda Indonesia untuk menghadirkan kegiatan wisata olahraga berbasis kearifan lokal agar daya tarik bukan cuma dari destinasi, tetapi juga budaya setempat sehingga mampu membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja.
Pada Juli lalu, Sandiaga menuturkan wisata olahraga merupakan tren pariwisata baru yang memiliki pasar cukup besar. Di Indonesia, pertumbuhannya bisa mencapai hampir Rp18,790 triliun sampai dengan tahun 2024. Pandemi COVID-19 turut berperan dalam mengubah tren pariwisata di mana wisatawan lebih tertarik untuk mengikuti tur yang skalanya kecil dengan aktivitas di luar ruangan, didorong oleh meningkatnya kepedulian wisatawan terhadap kesehatan, kebersihan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan.