Jambi (ANTARA) - Fakultas Pertanian Unja dengan Fakultas Kehutanan UGM menggelar webinar mengusung tema Jangka Benah Dengan Agroforesty Sawit Sebagai Solusi Global Konflik Kebun Sawit Dalam Kawasan Hutan, Kamis (10/3).
Kegiatan dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof Dr Ir Suandi diikuti oleh Rio Budi Rahmanto (Kepala Pusat Strategi Kebijakan Multilateral, Kementerian Luar Negeri RI), Delphine Clara Zemp (University of Neuchâtel), Bambang Irawan (University of Jambi), dan Imam Akhmad El Marzuq (RSPO) sebagai pembicara.
Dalam sambutannya, Prof Suandi mengatakan sampai hari ini harga sawit melonjak sampai angka 4 ribu.
“ Padahal kita ketahui juga ekspansif perkebunan sawit ini sudah kemana-mana, kita berharap ada kesejahteraan petani,” ujarnya.
Selain itu Ia juga mengatakan webinar ini tidak terlepas dari pengayaan supaya mendapatkan pengetahuan dengan perspektif yang sama dan dapat meningkatkan kerja sama dengan mitra.
Selanjutnya, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., mengatakan keterlanjuran sawit di kawasan hutan sedikit banyak mengganggu fungsi fungsi dari hutan itu sendiri, seperti penurunan fungsi dan menyebabkan konflik sosial.
“ Tanaman sawit di kawasan hutan dengan sistem multikultur tentu menyalahi banyak aturan yang berlaku di sektor kehutanan meskipun pada mulanya di pakai untuk kepentingan sangat khusus namun kenyataan masyarakat umum akhirnya ikut masuk ke dalam hutan, untuk membabat pepohonan dan menanami sawit, keterlanjuran sawit harus dicari jalan keluarnya dan upaya pemerintah dengan berbagai macam cara salah satunya dengan cara memilih strategi jangka menengah untuk memilih solusi masalah keterlanjuran,” ujarnya.
Ia berharap dengan diadakan webinar ini, menggugah para peneliti dari beberapa bidang untuk dapat mensukseskan kebijakan nasional dengan cara memproduksi berbagai pengetahuan praktis bagi masyarakat dalam mempraktekkan agroforestry sawit yang produktif dan meningkatkan semangat para petani sawit yang terlanjur berkebun dalam kawasan hutan untuk dapat melakukan dalam jangka benah.”katanya
Peserta yang hadir pada kegiatan seminar internasional sebanyak 500 orang yang terdiri dari perwakilan Mahasiswa, Dosen dan Peneliti Instansi pemerintah bidang kehutanan dan pertanian, Instansi Pemerintah yang terkait dengan kebijakan dan diplomasi kelapa sawit, Lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha bidang perkebunan kelapa sawit dan kehutanan, dan Pemerhati kelapa sawit, kehutanan, dan lingkungan.