Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah merupakan momentum untuk membangun bangsa Indonesia secara bersama.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Mahfud mengajak agar bangsa Indonesia bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
"Kita ini berbeda, tetapi kita ini bisa bersama dalam hal-hal yang diperlukan bersama. Itulah sebabnya NKRI ini dengan dasar Pancasila itu disebut mitsaqan ghalidza. Kesepakatan luhur," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.
Jadi, lanjut dia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah entitas kenyataan adalah fakta yang juga harus disucikan kembali. Dikembalikan ke asal idealisme ke asal filosofi pendiriannya.
"NKRI ini asalnya dibangun dengan kebersamaan. Oleh karena itu jika bicara fitrahkan kembali kita bersatu membangun bangsa kita," tuturnya.
Menurut Mahfud, setiap lebaran biasanya ada tradisi saling meminta maaf dan memberi maaf. Hal itu tradisi atau budaya yang dulu diciptakan oleh para wali.
"Saling meminta maaf saling memberi maaf. Itu tradisi Islam tidak ada dalam ajaran Islam yang primer. Mudik, halabihalal, syawalan di kantor itu tradisi. Tetapi tradisi itu mempunyai pahala. Jangan dibilang budaya dan tradisi itu berdosa. Jangan dibilang keduanya bid'ah karena di mana-mana itu Islam dikembangkan tanpa menghilangkan prinsipnya oleh karena itu cara berlebaran di berbagai negara berbeda," ujarnya.
Idul Fitri, tambah Mahfud, juga menjadi momen untuk membersihkan diri dan memulai langkah baru yang lebih baik.
"Kita sebagai makhluk bernegara kembali ke fitrah dan memulai langkah baru menjalani hidup dengan baik," kata Mahfud.
Baca juga: Khatib Salat Id di Istiqlal ajak umat tingkatkan gotong royong
Baca juga: Megawati: Ramadhan telah menempa pribadi lebih kuat capai kemenangan
Baca juga: Luhut bersyukur 80 juta orang bisa mudik Lebaran 2022