Jambi (ANTARA) - Sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia, aktivitas dunia pendidikan mengalami perubahan. Sebagai pimpinan, kepala sekolah ditantang melakukan terobosan dalam menyikapi kondisi pembelajaran siswa.
Mulai dari perubahan cara belajar, cara guru membelajarkan siswa, cara sekolah merespon kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat, dan cara menyikapi program-program yang sudah tertuang dalam rancangan kegiatan sekolah. Sehingga dengan perubahan itu sekolah dapat menjamin keselamatan dan kesehatan bagi seluruh warga sekolah.
Faktor penghambat menjadi alasan sekolah sehingga belum mampu melaksanakan penyesuaian dan memprosesnya dengan baik. Terutama dalam praktik belajar mengajar guru yang harus dibatasi.
Beberapa permasalahan yang ditemui seperti guru belum maksimal dalam merancang dan merekayasa skenario pembelajaran yang bermakna, guru belum mampu memanfaatkan waktu yang dialokasikan seefektif mungkin. Sehingga siswa belum maksimal menerima pesan pembelajaran dengan baik.
Solusi
Untuk menghidupkan suasana belajar tatap muka terbatas ini, sebenarnya guru mampu memanfaatkan fasilitas yang terdapat di sekitar kelasnya. Misalnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII.
Salah satu materi yang harus dipelajari adalah tentang “Teks Prosedur”. Untuk memudahkan pembelajaran, siswa dapat menerima pesan pembelajaran yang amat berguna untuk dirinya.
Maka strategi jitu atau langkah-langkah yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut:
• Siswa diminta mengamati teks prosedur tentang tata cara mencuci tangan dengan benar, yang ditampilkan guru dengan prosedur yang masih acak. Dapat menggunakan layar infocus, atau membuat potongan-potongan teks prosedur di atas kertas yang ditempel di papan tulis;
• Selama 7 menit siswa adu cepat menyusun teks tersebut sesuai dengan urutan lalu menyampaikannya di depan kelas;
• Untuk melihat hasilnya, guru mengajak siswa mengamati poster langkah mencuci tangan yang selama ini sulit dipahami siswa, teks prosedurnya persis sama dengan yang diacak guru.
• Salah satu siswa diminta menyampaikan seperti langkah dalam poster di depan kelas, ini bertujuan untuk melatih siswa menjadi berani, dan terlatih berkomunikasi.
• Kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung tata cara mencuci tangan seperti yang terdapat pada teks prosedur yang benar. Siswa menerima pesan pembelajaran yaitu memiliki kemampuan menjelaskan kepada orang lain tentang cara melakukan sesuatu.
• Refleksi, siswa memahami cara mencuci tangan yang benar
Pada praktik pembelajaran di atas, guru mengajak siswa untuk lebih paham cara menulis teks prosedur, mendidik kebiasaan peserta didik untuk tekun membaca papan-papan pengumuman di sekolah seperti poster dan lain-lain, papan pengumuman yang selama ini kurang diperhatikan dapat dijadikan sumber belajar dan media belajar
Manfaat yang terakhir adalah siswa makin mudah memahami cara mencuci tangan yang benar, sesuai aturan protokol kesehatan.
Pendampingan dan diseminasi praktik baik pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah secara tatap muka terbatas pada bulan Agustus dan September ini telah mewarnai proses pembelajaran secara signifikan.
Praktik baik pembelajaran di sekolah kami menggunakan salah satu pembelajaran aktif MIKiR yaitu Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi yang dikembangkan Program PINTAR Tanoto Foundation. MIKiR sangat cocok dengan pembelajaran abad 21 dan kurikulum 2013.
Semoga dengan praktik pembelajaran yang terkesan tidak rumit jika dilaksanakan guru, serta cukup kontekstual ini mampu menyampaikan pesan pembelajaran yang bermakna.
Salah seorang siswa Mustika Sari Handayani mengaku mendapatkan banyak pengalaman ketika belajar sambil membuat teks prosedur. Mulai dari langkah awal sampai tahap akhir.
“Jadi, kita seperti belajar scenario yang dituliskan, senang belajar seperti itu,” katanya.
Sedangkan Laura Anggraini mengatakan belajar aktif selama PTM terbatas membuatnya semangatnya tumbuh kembali setelah sekian lama belajar dari rumah.
“Apalagi saya dan teman-teman langsung belajar aktif, berdiskusi, mempresentasikan hasil diskusi, itu membuat semangat kami tumbuh kembali,” kenang Laura.
Oleh: Rita Suryetni
Kepala SMPN 1 Sarolangun/Fasda Program PINTAR Tanoto Foundation
Belajar Menyusun Skenario dari Pembelajaran Teks Prosedur
Rabu, 11 Mei 2022 7:17 WIB