Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta perdamaian di Aceh yang tercipta melalui kesepakatan Helsinki, terus di jaga guna mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat Aceh.
Wapres menyebutkan dalam menjaga kedamaian tersebut, umat Islam di Aceh perlu diberikan pemahaman akan moderasi beragama sebagai modal utama bangsa Indonesia.
Baca juga: Gubernur: Perdamaian kunci penting sukseskan pembangunan Aceh
Moderasi beragama yang dimaksud yakni umat Islam harus menjadi seorang muslim kaffah, dengan tetap menjaga kesepakatan nasional di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk Kesepakatan Helsinki bagi masyarakat Aceh.
“Kita ingin Aceh kondusif, tapi pemahaman keislaman harus kita berikan, moderasi beragama kita itu muslim kaffah ma’al mitsaq. Kalau daerah lain hanya satu, mitsaqul wathani (kesepakatan nasional), di Aceh mitsaqul Helsinki,” tuturnya.
Rektor Universitas Malikussaleh Herman Fithra pada kesempatan itu menyampaikan harapan agar perdamaian di Aceh bisa abadi dan diikuti dengan keadilan dan kesejahteraan secara merata bagi masyarakat Aceh.
“Tentu kami berharap semua, perdamaian ini bisa kekal, bisa terus berjalan dengan baik dan masyarakat Aceh bisa mendapatkan rasa keadilan dan kesejahteraan. Itulah yang dituntut. Jadi lebih fokus pada masalah ekonomi,” kata Herman.
Baca juga: Perdamaian instrumen penting wujudkan Aceh Hebat Sejatera
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon Zulkarnain menyatakan, program moderasi beragama sudah mulai dijalankan oleh Kementerian Agama di Aceh dan memperoleh respons positif.
Zulkarnain berharap pemerintah dapat lebih meningkatkan dukungannya terhadap pelaksanaan program tersebut, khususnya di perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) di Aceh.
“Sejumlah program moderasi beragama yang berada di PTKIN di Aceh, ada namanya Rumoh Moderasi Beragama dan lain-lain, ini semakin mendapat dukungan dari Pak Wapres melalui Kementerian Agama,” harap Zulkarnain.
Baca juga: Partai Aceh minta Presiden Joko Widodo tuntaskan butir MoU Helsinski