Jambi (ANTARA) - Semenjak COVID-19 mewabah di negeri tercinta ini banyak merubah tatanan pembelajaran yang dirasa sudah menjadi baku. COVID-19 menjadi penyebab segalanya, pembelajaran tetap harus dijalankan, karena anak – anak berhak memperoleh pembelajaran terbaik walaupun dalam kondisi sulit.
COVID-19 bukanlah akhir dari segalanya, justru dengan adanya COVID-19 menjadi pemicu agar guru selalu berinovasi mencari solusi permasalahan dalam pembelajaran, meyakini setiap masalah pasti ada solusi, ibarat sakit solusi-nya minum obat, bila lapar solusi-nya makan dan bila ngantuk solusi-nya tidur. Mencari solusi dalam pembelajaran terkadang jatuh, gagal dan harus bangkit lagi, coba dan mencoba lagi, terus mencari solusi terbaik dalam memecahkan permasalahan - permasalahan dalam pembelajaran.
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) suatu pembelajaran yang menuntut adanya kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan berfikir kreatif terkadang merupakan pembelajaran yang sulit diterapkan oleh guru, pada dasarnya dalam pembelajaran IPA bila siswa diajak merancang dan berinovasi dalam percobaan-nya, pembelajaran ini bisa dikatakan memenuhi pembelajaran HOTS.
banyak sekali platform yang ditawarkan bisa digunakan dalam pertemuan online dalam pembelajaran diantaranya zoom, webex, youtube streaming, facebook, whatsapp. Whatsapp menjadi aplikasi primadona karena merupakan aplikasi lebih dahulu dan familiar digunakan guru beserta siswa dan aplikasi ini juga dapat bekerja di jaringan ter-lemah sekalipun.
Pembelajaran ini menggunakan WA group (whatsapp) sebagai media pertemuan online bersama siswa , pembelajaran ini diawali guru menyiapkan kondisi siswa untuk belajar menanyakan kabar, berdoa dan mereview pembelajaran sebelumnya tentang hukum III newton, siswa diminta membuat group kecil terdiri dari 4-5 orang sebagai teman diskusi dalam pembelajaran ini.
Guru memperlihatkan video dan foto peluncuran roket air, dari tayangan yang dilihat siswa, siswa diminta merancang percobaan roket air dengan mendiskusikan-nya dalam kelompok mereka, siswa dibebaskan berinovasi membuat karya ini dengan tujuan menghasilkan daya terbang roket yang baik, selanjutnya siswa diminta mengkonfirmasi hasil rancangannya sehingga nantinya diharapkan memperoleh hasil karya yang baik, alat dan bahan dalam pembuatan roket air ini adalah plastik minuman mineral, karton tebal, pentil bekas sepeda, ban dalam bekas sepeda,gunting, karter, lem plastik, sebagai pemicunya air dan pompa sepeda.
Setelah alat dan bahan tersedia mulailah membentuk rokel air dengan menggunakan prinsip hukum III newton dimana untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah.
Siswa diminta membuat chanel youtube sebagai wadah siswa mempresentasikan percobaannya siswa menjelaskan persiapan alat dan bahan, prosedur kerja, mencoba menerbangkan roket airnya sampai dengan kesimpulan. Sebagai penilaian siswa diwajibkan mengirimkan link youtube pelaporan mereka agar dapat dinilai guru, dari pelaporan ini guru melihat siswa sudah percaya diri dalam mempresentasikan hasil karyanya sudah terlihat bagaikan youtuber handal Indonesia, luar biasa dan membanggakan.
Siswa sangat senang dalam pembelajaran ini, di awal-awal mereka merasa kesulitan dalam pembelajaran, salah satunya bagaimana membuat chanel youtube, penerbangan roket air yang selalu gagal, diskusi selalu terjadi dalam pembelajaran melalui WA group maupun WA pribadi guru untuk dipecahkan bersama dan mencari solusi terbaik, sulitnya suatu proses dan indahnya suatu keberhasilan mereka rasakan dalam pembelajaran ini.
Oleh : Muhammad Taufik, S.Pd
Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation