Jakarta (ANTARA) - Harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kerugian empat hari berturut-turut karena dolar AS jatuh, sentimen risiko menekan permintaan terhadap mata uang safe-haven dan memberikan dukungan terhadap logam mulia.
Emas berjangka tergelincir 8,6 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.829,80 dolar AS pada Kamis (23/6/2022), setelah turun tipis 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.838,40 dolar AS pada Rabu (22/6/2022), dan melemah 1,8 dolar AS atau 0,1 persen menjadi 1.838,80 dolar AS pada Selasa (21/6/2022).
Logam kuning diperdagangkan di kisaran ketat di level pertengahan 1.800 dolar AS di tengah pengamatan tajam pada pergerakan suku bunga Federal Reserve berikutnya, karena inflasi AS hampir tidak beranjak dari tertinggi 40 tahun.
"Emas tetap terperangkap dalam kisaran ketat karena para pedagang menunggu untuk melihat apakah laporan inflasi terbaru akan memaksa The Fed untuk berkomitmen pada kenaikan suku bunga yang lebih besar di luar pertemuan kebijakan Juli," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.
Pasar mulia dari saham hingga obligasi dan minyak telah digerogoti oleh volatilitas dalam dua minggu terakhir karena investor menunggu untuk melihat apakah The Fed akan melaksanakan ancamannya untuk memaksakan kenaikan suku bunga paling kejam dalam satu generasi pada konsumen AS, dalam upayanya untuk menggagalkan peningkatan inflasi tertinggi sejak awal 1980-an.
Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada Jumat (24/6/2022) beragam. Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan (UM) turun menjadi 50,0 dalam survei Juni 2022, dari 58,4 pada Mei dan di bawah 85,5 pada Juni lalu, memberikan dukungan terhadap emas.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS melonjak 10,7 persen ke tingkat tahunan 696.000, disesuaikan secara musiman, memulihkan sebagian besar penurunan tajam pada April.
Berbicara pada Jumat (24/6/2022) selama diskusi panel tentang bank sentral dan inflasi yang diselenggarakan oleh UBS di Zurich, Swiss, Presiden Fed St. Louis, James Bullard mengatakan kenaikan suku bunga yang cepat sekarang adalah cara terbaik untuk menghindari resesi nanti. Sementara resesi "pasti mungkin, saya benar-benar berpikir kita akan baik-baik saja," katanya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 8,3 sen atau 0,39 persen, menjadi ditutup pada 21,125 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 70 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 903,70 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas Antam turun Rp7.000 per gram
Baca juga: Emas jatuh karena dolar menguat dan perkiraan kenaikan suku bunga Fed
Baca juga: Emas tergelincir 1,8 dolar AS tertekan saham AS yang lebih kuat