Jakarta (ANTARA) - Delegasi Bank Dunia menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara yang mampu menjaga stabilitas perekonomian dengan level angka pertumbuhan sekitar 5 persen.
Delegasi yang hadir yakni Axel van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations, Manuela V. Ferro selaku Regional Vice President East Asia and Pacific, serta Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia and Timor-Leste.
"Mudah-mudahan bisa mencapai di atas 5 persen pada tahun ini dan kita sudah buktikan pada setidak-tidaknya semester pertama ini mungkin mendekati di atas 5,1 persen," kata Suharso dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Suharso menjelaskan bahwa di antara negara-negara yang sedang menghadapi situasi serba sulit, Bank Dunia memberikan penilaian positif atas perkembangan ekonomi Indonesia saat ini.
Bank Dunia, kata Suharso, mengucapkan selamat atas Keketuaan Indonesia dalam G20. Delegasi Bank Dunia juga menaruh banyak harapan pada Indonesia dalam Keketuaan G20 kali ini.
Selanjutnya, Bank Dunia juga menyarankan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonominya dari sumber-sumber lain, seperti dari ekspor. Terkait ekspor, Bank Dunia menilai perlu reformasi struktural yang dapat mengurangi hambatan tarif (tariff barriers).
"Jadi 'tariff barrier' itu kalau bisa dikurangi dan dengan demikian Indonesia punya sumber pertumbuhan yang lain selain investasi yang sekarang sudah dilakukan," kata Suharso.
Bank Dunia juga menyatakan komitmennya untuk mendukung Indonesia dalam hal keamanan pangan dan transisi energi, termasuk memuji Indonesia yang telah menyiapkan peta jalan untuk ekonomi hijau ke depan.
Bank Dunia pun berkomitmen untuk mendukung pembiayaan di energi, "blue economy", ketahanan pangan, sektor mangrove dan perubahan iklim sekitar 1,6 miliar dolar AS.
Baca juga: Bank Dunia: Pembiayaan baru untuk RI dukung pembangunan modal manusia
Baca juga: Bank Dunia sarankan Indonesia segera reformasi kebijakan subsidi
Baca juga: Bank Dunia ungkap kemungkinan ekonomi RI tumbuh 4,6 persen di 2022