Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI meluncurkan platform tunggal untuk mengintegrasikan seluruh sistem operasional aplikasi pelayanan kesehatan di Indonesia yang diberi nama SatuSehat.
Budi mengatakan platform tersebut merupakan rujukan dari program transformasi teknologi informasi kesehatan untuk menyederhanakan aplikasi yang kini tersedia di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
Hingga agenda peluncuran, kata Budi, sebanyak 32 aplikasi layanan di rumah sakit telah terintegrasi dengan platform SatuSehat.
Kemenkes menargetkan seluruh aplikasi layanan kesehatan di Indonesia terintegrasi dalam platform tunggal bernilai investasi Rp40 miliaran itu paling lama Desember 2023.
Baca juga: Kemenkes rekomendasikan GISAID sebagai platform berbagi data patogen
Baca juga: Kemenkes siapkan platform tunggal untuk integrasi aplikasi kesehatan
"Ini pilot project ada 32 aplikasi. Tapi kami memberikan target sampai akhir 2023 semuanya sudah masuk, baik rumah sakit, puskesmas, juga laboratorium dan apotek," ujarnya.
Menurut Budi pengelola rumah sakit yang kini dilengkapi dengan sistem informasi digital yang relatif baik, umumnya lebih mudah mengintegrasikan data mereka ke dalam SatuSehat.
"Sejauh ini yang saya dengar, di pilot project ini mudah. Ini kan relatif mudah bagi rumah sakit yang teknologinya bagus. Jadi mungkin nanti kita akan cari rumah sakit yang tidak memiliki sistem informasi yang baik, kita kasih alternatif yang lebih sederhana," ujarnya.
Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan RI sekaligus Staf Ahli Menteri Kesehatan RI bidang Teknologi Kesehatan Setiaji mengatakan platform SatuSehat merupakan penghubung bagi pertukaran data kesehatan, termasuk rekam medis pasien. Pertukaran data tersebut dimuat dalam Aplikasi PeduliLindungi.
"SatuSehat merupakan jembatan pertukaran data. Kita siapkan platform supaya rumah sakit yang beda aplikasi dapat saling bertukar datanya melalui platform ini," katanya.
SatuSehat adalah platform tunggal yang menjadi bagian dari Indonesian Health Service (IHS). Platform tersebut diproyeksikan mengintegrasikan data layanan dari sekitar 60.000 fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk klinik, Puskesmas, hingga apotek.
"Tahun ini kita targetkan mengintegrasi 8.000 faskes dari rumah sakit swasta, dan rumah sakit pemerintah juga," katanya.
Baca juga: Kemenkes luncurkan chatbot WhatsApp Peduli Lindungi
Baca juga: Kemenkes targetkan aplikasi rekam medis hadir tahun depan