Jambi (ANTARA) - BMKG Jambi mencatat hingga akhir Juli 2022 sudah terpantau sebanyak 996 titik panas atau hotspot oleh satelit di mana daerah atau kabupaten yang terbanyak ada pada Tanjungjabung Barat, Merangin dan Sarolangun.
Kepala BMKG Jambi Ibnu Sulistyono di Jambi, Senin, mengatakan di Agustus ini masih harus diwaspadai karena di bulan ini masih menjadi puncak musim kemarau.
"Sampai sekarang ini masih harus di waspadai timbulnya titik panas karena pada Agustus ini menjadi puncak musim kemarau," katanya.
BMKG Jambi mencatat titik panas terbanyak selama 2022 terletak di tiga daerah seperti Kabupaten Tanjungjabung Barat, Merangin dan Kabupaten Sarolangun, sedangkan memasuki pada September mendatang pihak BMKG mempunyai data Indeks kesesuaian titik panas ada potensi lebih tinggi di Provinsi Jambi.
Potensi tersebut ada pada Jambi bagian timur Provinsi Jambi seperti Kabupaten Tanjungjabung Barat, Timur serta Muarojambi dimana untuk titik panas di Jambi masih dipengaruhi alam, karena alam masih mendukung untuk tidak terjadinya titik panas dan seterusnya, namun nanti kalau kondisi alam tidak mendukung maka akan lebih tinggi.
Masyarakat harus mewaspadai atau harus belajar seperti alam ini, dengan kondisi alam yang dingin seperti ini dapat mempengaruhi jumlah titik panas yang ada di Jambi.
Disinggung terkait keterbukaan hutan di Jambi, dimana saat ini masih banyak hutan yang gundul akibat ulah manusia yang dapat mempengaruhi titik panas di Jambi, mengatakan titik panas timbul karena ulah dari pada manusia dimana 99 persen timbul dari manusia dan satu persen dari alam atau iklim.*