Jambi (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi memperkuat komunikasi dan Kerjasama Antar Daerah (KAD) agar pasokan kebutuhan pokok masyarakat dapat terjaga serta mengupayakan pemasok baru dari daerah lainnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Suti Masniari Nasution, di Jambi, Jumat (19/8) mengatakan, dalam menjamin ketersediaan pasokan, maka dilakukan upaya menghubungkan pasar atau pedagang di Jambi dan Muaro Bungo ke sentra produksi pertanian di Kabupaten Kerinci dan Tanjab Timur.
"Ketersediaan pasokan dilakukan dengan menjaga kecukupan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Bulog dan optimalisasi produksi oleh produsen lokal seperti daging ayam, ikan budidaya, hortikultura," katanya.
Suti menambahkan, dari sisi komunikasi yang efektif saat ini masih perlu ditingkatkan koordinasi TPID pada level provinsi dan kabupaten/kota melalui rapat koordinasi secara berkala setiap bulannya.
"Sudah dilakukan dan ini terus-menerus kita lakukan untuk mencari solusi pengendalian inflasi," katanya.
Ia menyebutkan, komunikasi yang efektif bisa dilakukan melalui pemantauan dan peningkatan akurasi data harga dan pasokan bahan.
" Masih perlunya optimalisasi papan informasi harga pangan strategis di Pasar Angso Duo dan pasar Talang Banjar Kota Jambi sebagai referensi harga masyarakat," katanya menerangkan.
"Dari sisi komunikasi harus ada edukasi ke masyarakat agar bijak dalam konsumsi bahan pangan pokok," tegasnya.
TPID Provinsi Jambi, kata Suti telah melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi. Provinsi Jambi hingga saat ini masih merupakan daerah yang cukup bergantung dengan pasokan dari area sentra produksi di luar provinsi, cuaca yang kurang kondusif dan mengganggu produktivitas serta kelancaran distribusi pasokan dari luar membuat proses pemenuhan stok menjadi sedikit terhambat.
" Hal ini memang telah menjadi isu nasional, namun ke depannya TPID Provinsi Jambi tengah berusaha mengembangkan produksi komoditas lokal sebagai usaha subtitusi pasokan impor dari luar provinsi dan mengurangi ketergantungan akan daerah lain secara perlahan," jelasnya.
Terkait pengendalian inflasi, Suti menyebutkan upaya lain menjaga keterjangkauan harga melalui sidak harga pangan, pasar murah, operasi pasar Bulog
serta mendorong realisasi pelaksanaan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dalam bentuk natura (pangan) sehingga mengurangi tekanan harga di pasar.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi mencatat, laju inflasi year on year Jambi sebesar 8,55 persen menjadi inflasi tertinggi di Indonesia.
Kepala BPS Provinsi Jambi, Agus Sudibyo mengatakan inflasi tertinggi di Jambi terjadi pada kelompok pengeluaran makanan,minuman dan tembakau.
"Ya cabai merah, angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, harga mobil, nila, minyak goreng, rokok kretek filter, telur ayam memberikan andil inflasi sepanjang 2022," katanya.
Terkait tingginya inflasi Jambi ini, Agus memberikan masukan jangka panjang mengenai pasokan bahan makanan terutama cabai. Menurutnya, pemerintah daerah dapat mencari sumber-sumber daerah penghasil cabai di Provinsi Jambi.
"Kita cari daerah yang punya potensi cabai, kemudian itu untuk dijual dan memenuhi kebutuhan Jambi dahulu baru kemudian dijual keluar," paparnya.
Namun, untuk solusi jangka pendek, terangnya, masyarakat melakukan penanaman cabai di perkarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan atau mengalikan cabai segar ke cabai kering atau saos.
"Jadi memang sepanjang tahun ini selalu jadi persoalan. Dinas terkait yang harus mengedukasi masyarakat," jelasnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bungo, Jambi hari ini menggelar rapat pengendalian inflasi daerah di Kabupaten Bungo.
Bupati Bungo, Mashuri mengatakan, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah akan menindaklanjuti hal ini.
" Setelah kita lihat ini adalah permainan di bawah, karena distribusi komoditi cukup lancar, kemudian juga untuk cabai di Kabupaten Bungo saat lagi produksi cabai oleh petani," ujarnya.
Dengan kondisi seperti itu, dia menegaskan seharusnya tidak terjadi inflasi yang tinggi. Sehingga pihaknya ke depan pastikan lakukan operasi pasar.
"Saya sudah perintahkan Asisten 2 dan beberapa OPD terkait dan tim Satgas Pangan untuk melaksanakan rapat dengan para pedagang besar, pemasok kebutuhan pokok terutama cabai rawit, cabai merah,daging ayam, telur untuk memastikan bahwa tidak ada permainan-permainan di pasar," katanya menambahkan.