Jambi (ANTARA) -
Pemerintah Bungo, Jambi melakukan upaya penguatan ketahanan pangan bertujuan untuk penurunan inflasi melalui 'Gerakan Menanam 1 Juta Batang Cabai' di daerah tersebut.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bungo, Syofyan Maas,Jumat (26/8) mengatakan, kebutuhan konsumsi cabai di Kabupaten Bungo mencapai tiga sampai lima ton per harinya, kemudian produksi cabai petani lebih kurang 30 persen yang di sumbang oleh petani Bungo melalui dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun).
"Ini karena Bungo penyumbang inflasi tertinggi sehingga akhirnya kita lakukan upaya ini untuk pengendalian inflasi," katanya.
Cabai di Bungo, kata dia, datang dari Kerinci, dan Curup tiap harinya padahal lahan cabai di Bungo sangat luas bahkan tiap kecamatan mempunyai lahan cabai yang begitu luas.
"Kami dari TPID Bungo melalui Dinas Ketahanan Pangan mengupayakan pencanangan gerakan 1 juta pohon cabai dari jumlah 100 ribu KK," katanya menambahkan.
Syofyan Maas mengajak kepada masyarakat Bungo agar dapat menanam cabe 10 batang saja, dengan kegiatan sosialisasi Perpres 104 tahun 2001 tentang program ketahanan pangan dan hewani mengalokasikan dana ketahanan pangan paling sedikit 20 persen.
Dia mengarahkan agar petani benar-benar memanfaatkan dana ketahanan pangan untuk menanam cabe.
"Sebagai implementasi hasil sosialisasi tersebut salah satunya Dusun Bangun Harjo, Pelepat Ilir yang siap melaksanakan program menanam 1 juta batang cabai dari 800 KK dikalikan 10 batang akan tertanam dalam waktu dekat sebanyak 8.000 batang cabai," terangnya.
Selanjutnya peran pemerintah Bungo melalui dana DAK non fisik program ketahanan pangan yaitu Pekarangan Pangan lestari ( P2L ) menyiapkan bibit lebih kurang 15 ribu batang.
Deputi BI perwakilan Provinsi Jambi Mukti Rigowo mengatakan, BI Provinsi Jambi apresiasi atas yang dilakukan oleh Pemda Bungo untuk mengendalikan inflasi
"Tentu ini akan kami sampaikan ke BI pusat agar mana tau di pusat ada kucuran dana untuk Bungo," jelasnya.
Sementara itu Wakil Bupati Bungo, Safrudin Dwi Aprianto, mengatakan, inflasi di Bungo terjadi dikarenakan adanya kenaikan harga barang dan jasa secara umum sehingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.
"Harga barang naik pendapatan tetap nah ini bisa berbahaya, bahkan juga bisa mengancam ketahanan ekonomi keluarga kita sendiri," katanya.