Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan harapan adanya penguatan kerja sama dan kemitraan dengan Bank Dunia untuk mengatasi stunting atau kekerdilan di Indonesia, saat menerima jajaran delegasi lembaga tersebut, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu.
Sebagai informasi percepatan penurunan angka kekerdilan, menjadi fokus pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Pemerintah terus mengupayakan tercapainya percepatan penurunan angka kekerdilan agar mencapai target 14 persen di tahun 2024, melalui kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai lembaga internasional.
Ma'ruf Amin menyebutkan, pemerintah terus menyusun strategi sebagai upaya menangani penurunan kekerdilan melalui upaya konvergensi, kolaborasi, dan eksplorasi segala potensi yang dimiliki Indonesia.
Dia juga menyampaikan bahwa penanganan kekerdilan di Indonesia melibatkan para pemangku kepentingan untuk melakukan sinergi dan kolaborasi, seperti kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pihak swasta di bawah koordinasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
"Jadi, kerja kolaborasi inilah yang kita andalkan, sehingga sudah kita petakan bahwa tahun ini akan tercapai penurunan 5 persen melalui langkah-langkah yang sudah diprogram," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres memberikan apresiasi atas bantuan serta dukungan yang selama ini diberikan Bank Dunia terhadap program percepatan penurunan angka kekerdilan di Indonesia.
Vice President for Human Development at The World Bank Mamta Murthi menyampaikan, Bank Dunia akan memberikan dukungan pendanaan penuh kepada program percepatan penurunan angka kekerdilan di Indonesia
"Kami akan melanjutkan dukungan untuk memberikan tambahan pendanaan dan akan memperluas dukungan pembiayaan," ujar Mamta.
Selain itu, Bank Dunia juga akan terus melanjutkan kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait, serta mengupayakan ketersediaan dana dukungan percepatan penurunan angka kekerdilan dalam kurun waktu 6-12 bulan mendatang.