Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebanyak Rp221 triliun hingga triwulan III 2022 atau hampir seperempat dari portofolio kredit perseroan.
Ia menilai Bank Mandiri saat ini berada pada jalur yang tepat dan selaras dengan peraturan perbankan tentang praktik berkelanjutan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51 tahun 2017 yang mencakup produk dan layanan keuangan berkelanjutan, sumber daya manusia, dan tata kelola perusahaan.
Adapun pembiayaan berkelanjutan Bank Mandiri terdiri dari pembiayaan ke sektor hijau Rp101 triliun atau 11,1 persen dari portofolio pinjaman Bank Mandiri serta pembiayaan ke sektor sosial Rp120 triliun atau 13,2 persen dari portofolio pinjaman perseroan.
Darmawan menuturkan pembiayaan hijau tersebut tercatat tumbuh 24,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang disalurkan melalui kartu kredit untuk panel surya, pembiayaan kendaraan listrik secara ritel Rp588 miliar, serta pinjaman terkait berkelanjutan.
Kemudian sebanyak 46 persen dari 300 juta dolar AS obligasi berkelanjutan dialokasikan untuk proyek-proyek hijau, serta telah diluncurkan repo terkait Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environment, Social, and Governance/ESG) pertama di Indonesia senilai 500 juta dolar AS.
Sementara itu pembiayaan ke sektor sosial diberikan melalui pembiayaan kepada 114 ribu wanita di pedesaan melalui Amartha, serta kredit dengan subsidi pemerintah dengan lebih dari 2,5 juta peminjam atau naik 16 persen (yoy).
"Sebanyak 54 persen dari obligasi berkelanjutan yang kami terbitkan yakni 300 miliar dolar AS juga dialokasikan untuk pembiayaan proyek sosial," katanya.
Dari segi tata kelola, pihaknya terus memperkuat data privasi dan kerangka keamanan untuk memberikan pengalaman perbankan digital yang aman dan lancar kepada masyarakat.
Salah satu inisiatif digital Bank Mandiri diberikan antara lain melalui 241 cabang cerdas yang diluncurkan pada Juli 2022, yang juga terintegrasi dengan Livin' dan Kopra by Mandiri, dimana telah mengurangi jumlah pelanggan yang pergi ke cabang bank, sehingga berkontribusi pada pengurangan jejak karbon dan emisi yang berasal dari lalu lintas.